Oleh : Reshi Umi Hani
(Aktivis Muslimah)
Mendekati musim pemilu pada pengujung tahun 2024, puluhan pelajar dari SMA Budi Luhur Samarinda mengunjungi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Timur, dalam rangka mempelajari demokrasi serta meningkatkan partisipasi dan antusiame para pelajar terhadap penyelengaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024. Dengan dilaksanakannya sosialisasi tersebut diharapkan para pelajar dapat menjadi pemilih yang cerdas dan bijak dalam mewujudkan pemilu yang berkualitas di masa mendatang.
Keterlibatan serta partisipasi para pelajar dalam penyelenggaran pemilu merupakan suatu yang terus digencarkan oleh para rezim dalam sistem demokrasi saat ini. Para pemuda dalam hal iini didominasi oleh kalangan Gen Z termasuk para pelajar digencarkan untuk terus percaya pada sistem demokrasi yang pada kenyataannya hanya melirik mereka jika hanya pada saat ada kepentingannya saja. Seperti saat pemilu untuk menarik banyak suara.
Para pemuda selalu diberi harapan semu oleh demokrasi bahwa kesejahteraan mereka akan terjamin apabila terus menerus percaya pada sistem demokrasi. Pun apabila ada kegagalan dalam sistem pemerintahan demokrasi maka yang salah hanyalah rezim yang berkuasa saat itu, tanpa diperkenankan untuk menggali lebih jauh akar masalah yang sebenarnya.
Pada kenyataannya, bahwa pelajar saat ini kembali dibuaikan oleh sistem demokrasi untuk mengecilkan peran mereka sebagai agen perubahan dan pembangun peradaban. Dimulai dari ranah pendidikan yang mereka tempuh. Sistem saat ini hanya membuat pendidikan yang ada semakin bermasalah, mulai dari kurikulum yang bermasalah, saran dan prasarana pendidikan yang belum sepenuhnya memadai, akhlak dan moral pelajar yang semakin tidak terjaga dan banyaknya problematika mendasar lainnya.
Maka telah jelas bahwa sistem demokrasi sekuleris ini tidak hanya merusak generasi namun juga menjauhkan para pemuda dan pemudi umat Islam semakin jauh dari ajaran islam. Sebagai pemuda muslim sudah seharusnya nilai-nilai dan norma agama dapat menyatu didalam keperibadian seseorang. Akan tetapi dengan sistem sekuler kapitalis yang ada saat ini hal tersebut sulit diwujudkan di tengah-tengah masyarakat bahkan ketika Islam telah menjadi agama yang dianut oleh masyarakat mayoritas.
Gen Z yang dianggap memiliki kepekaan yang tinggi terhadap isu sosial, seharusnya mampu membawa perubahan fundamental pada politik Indonesia, yakni perubahan dari politik demokrasi menjadi politik Islam. Ini karena politik demokrasi memiliki bahaya ideologis, yakni meletakkan sistem kufur sebagai pengatur umat manusia dan menjadikan kedaulatan di tangan rakyat padahal yang seharusnya mengatur umat manusia adalah penciptanya, Allah SWT.
Demokrasi juga bukan jalan yang dicontohkan Rasulullah SAW. sehingga sudah pasti tidak akan membawa pada keberhasilan dan keberkahan. Lihat saja saat penguasa yang menghambur-hamburkan uang puluhan triliun hanya untuk menyelenggarakan pesta demokrasi.
Sedangkan politik Islam akan menghadirkan kesejahteraan dan keadilan di tengah umat. Sebabnya, politik dalam Islam adalah mekanisme pengaturan seluruh urusan umat agar bisa terselesaikan. Kebutuhan umat akan terpenuhi dengan sebaik-baik pengaturan dari penguasa yang menerapkan syariat Islam secara kafah dalam bingkai Khilafah. Lebih dari itu, politik Islam akan menciptakan suasana iman yang tinggi sehingga ketakwaan menjadi satu-satunya motivasi dalam berpolitik.
Negaralah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kebutuhan umat termasuk kebutuhan akan pendidikan politik. Kebutaan seseorang terhadap politik akan membahayakan diri dan negaranya karena hal itu bisa membuatnya memperjuangkan kebatilan, sebagaimana para aktivis demokrasi. Sistem dalam negara Islam (khilafah) yang akan melakukan pendidikan politik Islam kepada seluruh rakyatnya, termasuk para pemudanya. Umat Islam, termasuk Gen Z wajib berpolitik sesuai dengan tuntunan Islam. Dengan memahami politik Islam, umat akan tergerak untuk memperjuangkan penerapan syariat Islam dan menyebarkan ke seluruh dunia.
Wallahualam Bissawab
Opini yang dipublikasikan di media online ini menjadi tanggung jawab penulis secara pribadi. PIJARNEWS.COM tidak bertanggung jawab atas persoalan hukum yang muncul atas tulisan yang dipublikasikan