OPINI-Gibran pernah dikatakan Ajimumpung dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024, tidak bisa dihindari bahwa ini semua kompetisi dan meraka pun objektif bisa menang atau kalah, bukan karena masalah bahwa dia adalah anak Presiden.
Begitupun dengan Adiknya, padahal Kaesang sebelumnya mengatakan ogah-ogahan menjadi pejabat dengan alasan mendapatkan gaji yang sedikit. Pengakuan dan keinginan Kaesang itu lantas menyita perhatian berbagai pihak. Salah satunya pengamat politik Jamiluddin Ritonga,
Jamiluddin menyampaikan bahwa Kaesang sesungguhnya memiliki modal yang begitu besar untuk masuk ke dunia politisi. Gibran dan Jokowi pun bahkan mengaku kaget dengan keinginan Kaesang tersebut, sebab hal tersebut tak pernah menjadi pembicaraan dari sang bungsu. Tetapi, kita tidak boleh membantah hal tersebut.
Pertama, mereka tidak bisa menghindar bahwa meraka anak Presiden dan bisa dikatakan itu adalah nasib.
Kedua, mereka mempunyai kebebasan sebagai individu memutuskan sektor mana yang mereka inginkan. Kita juga tidak bisa membuat aturan bahwa anak politisi tidak boleh menjadi politisi (tidak fair).
Di negara demokrasi tradisi berpolitik itu kadang menjadi tradisi keluarga. Bisa saja kemudian kita mengkritik ada pemanfaatan jabatan dan kekuasaan orang tuanya hal tersebut harus di hindari. Tetapi, dia kemudian boleh juga punya potensi, ternyata menunjukkan kelasnya sebagai politisi ditambah rakyat senang kepada dia, sekali lagi itu adalah pilihan. Sebaiknya kalau memang mereka sudah memilih menjadi orang politik, maka setialah di jalan politik agar tidak bercampur aduk. Jadi politik jangan sampai jadi tempat pelarian sementara, tapi politik itu menjadi tempat perjuangan dan idealisme yang permanen.
Agar orang yang berada dalam politik itu juga membangun tradisi politik yang lebih sehat, berbasis kepada gagasan dan itu semua merupakan pertaruhan di dalam hidupnya, karena belum tentu akan sukses. Sedangkan Presiden hanya mampu berkuasa selama 10 tahun begitupun dengan anaknya tidak selamanya mereka akan menduduki jabatan tersebut.
Selanjutnya, mereka akan menghadapi survival dalam partainya dan di tengah pilihan rakyat. Hal tersebut perlu kecanggihan dan kemampuan serta kapasitas, mereka berani bertahan untuk itu dan bertaruh untuk hal tersebut. Jalur politik adalah jalur dimana akan dimaki-maki dan akan timbul musuh.
Gibran pernah membantah bahwa mempunyai Ayah Presiden yang memiliki limpahan relawan yang luar biasa, maka kemudian dia juga akan mendapatkan limpahan relawan yang luar biasa dari ayahnya. Jadi ketika relawannya pak Jokowi pasti serta merta akan mendapatkan para relawan yang luar biasa dari jalur Ayah untuk Gibran, hal tersebut dibantah mentah-mentah oleh Gibran Rakabuming. Faktanya waktu pertama kali dia mencalonkan diri untuk menjadi Wali Kota Solo yang paling pertama kali tidak setuju atau menentang hal tersebut adalah para relawan dari Jokowi Dodo, karena mereka mengatakan bahwa hal itu mustahil dan akan membentuk pro dan kontra di masyarakat kedepannya.
Ketika dia mencalonkan diri menjadi Wali Kota dia membentuk tim relawannya sendiri, sama sekali bukan tim lama dari Ayahnya. Hal itu berjalan dengan relawan yang dia bentuk sendiri dan orang-orang yang fresh, dia mempunyai cara yang berbeda bahkan merangkul orang-orang yang tidak pernah dirangkul oleh para relawan dari Ayahnya melalui sosial media. Cara yang lain, dia tidak pernah bermasalah untuk berteman dengan siapapun.
Membentuk relawan adalah hal yang cukup penting karena relawan bukan hanya berurusan dengan politik, misalnya ada bencana alam maka relawan akan diarahkan untuk membantu warga dan para korban. Bahkan, Gibran sendiri pun tidak pernah kenal dengan para relawan dari Ayahnya, karena pada Pemilihan Presiden (Pilpres) sebelumnya dia tidak pernah ikut menjadi tim sukses maupun pro Jokowi. Gibran juga mengatakan bahwa dia tidak pernah terganggu jika disbanding-bandingkan dengan Ayahnya, bahkan dia sama sekali tidak mempunyai cita-cita untuk melebihi dari karir Ayahnya. (*)
Opini yang dipublikasikan di media online ini menjadi tanggung jawab penulis secara pribadi. PIJARNEWS.COM tidak bertanggung jawab atas persoalan hukum yang muncul atas tulisan yang dipublikasikan.