OPINI — Pada artikel sebelumnya, penulis menjelaskan perlunya UMKM terintegrasi dengan teknologi informasi. Teknologi informasi sering disebut sebagai revolusi keempat dalam dunia Industri.
Karena kemunculannya, menyebabkan perubahan besar dalam perilaku dan pola pikir pelaku usaha. Salah satu perubahan yang dapat dilihat adalah tersedianya Platform Pasar online (e-Market) seperti Bukalapak, Shopee dan lain-lain. Dengan Platform tersebut, setiap orang memiliki peluang untuk menjadi penjual/wirausahawan. Akibatnya, dunia usaha/pasar menjadi sangat kompetitif. Seorang karyawan misalnya dapat menjadi wirausahaan di Platform Marketplace itu tanpa harus meninggalkan pekerjaanya.
Nah tentu ini menjadi tantangan berat bagi pelaku usaha konvensional khususnya UMKM. Jika masih menggunakan cara dan pola pikir tradisional dalam menjalankan usaha maka sulit baginya untuk dapat bertahan.
Penjelasan ini mengantar pada perlunya UMKM memahami Manajemen Data. Menurut Wikipedia, Data adalah kumpulan dari fakta-fakta yang terjadi dalam kehidupan manusia. Data bisnis/usaha berarti kumpulan fakta yang terkait dengan bisnis/usaha itu. Pada era kompetisi ketat seperti sekarang ini, maka data dapat menentukan kesukesan suatu usaha. Berdasarkan laporan Forbes, pada tahun 2017 sebanyak 53% Perusahaan skala besar telah mengadopsi Manajemen Data untuk mendukung bisnisnya.
Ada beberapa alasan mengapa Managemen Data sangat diperlukan pada era digitalisasi saat ini;
Pertama, meningkatkan penjualan. Perusahaan yang mengadopsi manajemen data pada umumnya mengevaluasi kinerja penjualan berdasarkan data. Perusahaan dapat melihat produk apa yang memiliki tingkat penjualan yang tinggi sehingga dapat dijadikan produk unggulan. Sebaliknya, perusahaan dapat melihat produk yang tingkat penjualannya rendah sehingga dapat dioptimalkan, baik dengan pemberian diskon, voucher, hadiah dan lain-lain. Strategi ini juga dapat diterapkan oleh UMKM. Tapi tentu pelaku UMKM harus menggunakan aplikasi dan memahami cara membaca data. Karena itu pada artikel sebelumnya Penulis menekankan pentingnya menggunakan software akuntansi dalam menjalankan usaha.
Kedua, Consumer experience. Dalam bisnis apapun pelanggan adalah segala-galanya, setiap pengusaha akan berupaya mempertahankan konsumennya agar tidak berpindah ke produsen lainnya. Kelebihan platform Online Market adalah menyediakan space bagi pembeli untuk memberikan feedback/ulasan terkait produk yang dibelinya. Kumpulan feedback ini bisa menjadi data bagi pelaku usaha untuk meningkatkan kualitas usahanya, baik kualitas produk, kualitas layanan maupun handling complaint dari konsumen. Perbaikan kualitas ini dapat meningkatkan Consumer satisfaction sehingga loyalitas konsumen dapat terjaga.
Selain itu, dengan adanya database pelanggan, maka pengusaha dapat mengirimkan informasi tentang produk secara langsung. Hal ini tentu dapat menekan biaya pemasaran sehingga cash flow dapat terjaga. Pelaku UMKM juga hendaknya bisa adaptif terhadap strategi ini. Bagaimanapun, menjaga konsumen tetap loyal jauh lebih baik dibandingkan mencari konsumen yang baru.
Ketiga, Pengambilan Keputusan. Para pelaku usaha dihadapkan pada perubahan yang sangat cepat, perubahan ini tentu harus diimbangi dengan pengambilan keputusan yang tepat sasaran. Agar tidak salah mengambil keputusan maka pelaku usaha mesti mengurangi Asymmetric Information yang mungkin timbul akibat kurangnya data. Asymmetric Information dalam ilmu Akuntansi adalah kondisi dimana pengambil keputusan tidak memiliki banyak informasi terkait suatu hal sehingga keputusan yang diambil tidak tepat sasaran.
Dalam bisnis, keputusan yang tidak tepat sasaran berarti kerugiaan. Karena itu, perusahaan-perusahan besar pada umumnya mempekerjakan analis data yang mampu membaca dan memberikan informasi yang akurat berdasarkan data yang ada. Pelaku UMKM tentu juga dihadapkan pada pengambilan keputusan dalam menjalankan bisnisnya. Pada prinsipnya, semakin banyak informasi yang dimiliki terkait usaha yang dijalankan maka keputusan akan semakin efektif/tepat sasaran.
Strategi penguatan UMKM dalam era “New Normal” yang penulis sampaikan dalam tiga artikel ini pada dasarnya memiliki keterkaitan satu sama lain. Pada artikel pertama, penulis menekankan pentingnya implementasi manajamen keuangan dalam bentuk sistem akuntansi (dengan menggunakan aplikasi). Kemudian pada bagian kedua penulis menekankan pentingnya Integrasi dengan teknologi informasi. Kemudian pada artikel ini penulis menekankan pada pentingnya manajemen data.
Ketiga strategi tesebut bisa jadi hal yang baru bagi sebagian pelaku UMKM. Karena itu peran Pemerintah sangat diperlukan untuk mengorganisir dan memberdayakan UMKM agar dapat berkembang di era saat ini. Chief Officer Ralali.com (salah satu Platform Marketplace B2B di Indonesia), menyarankan agar Pemerintah Daerah hendaknya mengumpulkan data-data UMKM yang tersebar di wilayahnya. Data yang dikumpulkan adalah data jenis transaksi, operasional, produksi, layanan hingga pendanaan.
Dengan data ini Pemerintah Daerah dapat memberikan advokasi serta pelatihan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan dari setiap UMKM yang ada di daerahnya. (*)
*Penulis adalah Dosen IAIN Parepare.