OPINI–Hati adalah tempat atau rumahnya iman dengan lima turunan utamanya, yaitu yakin, syukur, sabar, tawakal dan ikhlas. Iman dan kelima turunannya tersebut harus kokoh di dalam hati atau menjadi kepribadian yang kuat.
Bagaimana menggapai keadaan ini, manajemen mutlak perlu atasnya. Adapun pokok-pokok manajemennya adalah sbb:
Pertama; iman yang kuat dapat digapai dengan selalu memperbaharuinya dengan lā Ilāha illal-Lāh. Nabi saw. bersabda – yang artinya -: Perbaharuilah iman kalian dengan kalimat lā Ilāha illal-Lāh.
Kedua; keyakinan yang kuat dapat digapai dengan cara memahami realitas atau kejadian-kejadian (khusus/ajaib) yang terjadi dalam kehidupan dunia, teristimewa pada diri sendiri. Allah berfirman dalam QS al-Dzāriyāt (51): 21 – yang terjemahnya -: … pada dirimu, mengapa kamu tidak memperhatikan.
Ketiga; kepribadian syukur dapat digapai dengan cara lebih banyak mengingat nikmat Allah yang jauh lebih banyak dibandingkan cobaannya. Allah berfirman dalam QS Ibrahim (14): 34 – yang terjemahnya -: … jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menghinggakannya/menghitung semuanya.
Keempat; kepribadian sabar dapat digapai dengan cara menerima ujian-ujian Allah dengan tabah sekaligus berupaya memahami hikmah (pembelajaran kebajikan) yang terkandung di dalamnya. Allah berfirman dalam QS Hud (11): 115 – yang terjemahnya -: … bersabalah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.
Kelima; kepribadian tawakal dapat digapai dengan cara memosisikan dengan tepat antara eksistensi ikhtiar/usaha dengan kebijakan/keputusan Allah. Prinsip pemahamannya bahwa manusia hanya berkewajiban berikhtiar, namun Tuhan (Rabb-lah) yang menentukan hasil. Allah berfirman dalam QS Hud (11): 123 – yang terjemahnya -: … kepunyaan Allah-lah apa yang gaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan semuanya, maka sembahlah Dia dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.
Keenam; Kepribadian ikhlas dapat digapai dengan cara melakukan semua ibadah dan aktivitas dunia atas dasar kesyukuran kepada Allah (yang telah mengaruniakan iman dan kekuatan/kesehatan) yang dibarenngi dengan kesabaran dalam menerima ilustrasi ujian-Nya. Allah berfirman dalam QS al-Bayyinah (98): 5 – yang terjemahnya -: … mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan ikhlas (memurnikan ketaatan kepada-Nya) dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.* Allahu A`lam Bish-Shawab.*