Penulis: Martina, S.Pd (Guru SD 71 Parepare)
PIJAR OPINI — Pengalaman pertamaku mengajar disalah satu Sekolah di Bacukiki tempat aku dibesarkan. Dimana sekolah itu, tempat aku tamat. Rata-rata guru dan kepala sekolah pada saat itu adalah guruku yang mengajarku di bangku Sekolah Dasar. Soal menjadi guru, Aku termotivasi akan sabda Rasulullah Muhammad SAW yang menganjurkan umatnya menjadi seorang pendidik.
Kebanyakan siswaku yang menjadi peserta didik adalah tetanggaku sendiri, bahkan ada siswa anak teman di sekolahku dulu baik di bangku SD maupun di bangku SMP. Di sekolah itu masih banyak siswa yang belum fasih berbahasa Indonesia disebabkan bahasa keseharian mereka adalah bahasa Bugis. Masyarakat di sekitar sekolah sangat ramah, baik, dan peduli kepada kami. Mereka seringkali mengundang kami para guru di sekolah untuk hadir di acara hajatan, aqiqah, kawinan, peringatan maulid, dan acara lainnya. Mata pencaharian masyarakat sekitar adalah buruh, tukang, pedagang serta beberapa mayoritas petani. Biasa masyarakat di sekitar sekolah kami juga memberikan hasil panen pertaniannya berupa kacang tanah dan jagung yang sudah direbus ke sekolah.
Sebagai guru yang masih honorer di tempatku mengajar, saya sangat salut dengan siswa dan mengajarkan mereka dengan tulus dan ikhlas. Karakter siswa di sekolah bermacam-macam tapi tetap aku sabar menghadapinya. Ada beberapa dari siswaku yang susah diatur, keras kepala, bahkan ada siswa yang mempunyai keterbelakangan mental yang kurang. Bagiku semua itu adalah anugerah dan tantangan profesi seorang guru, karena profesi guru adalah pekerjaan yang mulia. Seorang guru di tuntut untuk mengubah seseorang dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Tugas seorang guru adalah bagaimana agar anak didiknya menjadi pintar, cerdas, kreatif, serta berkepribadian luhur. Olehnya sebab itu, sebagai guru kita harus bisa bekerja secara profesional, kreatif, dan inovatif di dalam menghadapi tupoksi kita sebagai pendidik. Seorang guru harus bisa menguasai kelas, sehingga siswa bisa menerima pelajaran dengan baik dan berkarakter yang baik. Pada dasarnya, semua siswa itu pintar tetapi dengan segi yang berbeda, misalnya ada siswa yang unggul dipelajaran matematika tapi tidak unggul dibidang olahraga. Begitupun sebaliknya, ada siswa yang unggul dipelajaran olahraga tapi nilai matematikanya rendah.
Karakter setiap siswa juga berbeda-beda, ada siswa yang pendiam, nakal bahkan ada yang hiperaktif. Jadi, sebagai guru, kita harus pandai menghadapi semua siswa denga karakter yang berbeda. Walaupun, kita kadang merasa jenuh menghadapi kenakalan siswa dan akhirnya memberikan hukuman fisik. Tapi, apakah dengan cara itu masalah akan selesai? Belum tentu, justru siswa akan semakin nakal. Jadi, berikanlah hukuman yang bisa membuat siswa jera agar tidak mengulangi kesalahannya lagi. Tapi guru juga manusia yang mempunyai kekurangan dan kelemahan, olehnya itu kita harus terus belajar dengan memperbanyak membaca buku agar menambah ilmu kemudian disalurkan kepada siswa.
Dalam mengajar, setiap kelas itu berbeda-beda, kelas satu siswanya mayoritas belum bisa membaca, menulis dan berhitung. Jadi disini kita dituntut untuk mengajar dengan penuh kesabaran, dengan membimbing siswa mengeja huruf, membaca perkata hingga kalimat. Sedangkan di kelas tinggi misalnya kelas 4, 5, dan 6, pembelajarannya berupa pengembangan dari pelajaran kelas bawah. Guru dituntut lebih kreatif dalam mengajar agar siswa tak hanya pintar tapi juga berbakat sehingga menjadi generasi yang membanggakan guru dan orang tuanya.
Mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas yang baik akan melahirkan interaksi belajar mengajar yang baik pula. Masalah pengelolaan kelas adalah masalah yang tidak pernah absen dari agenda kegiatan guru. Semua itu tidak lain guna kepentingan anak didik. Pengembangan variasi mengajar senantiasa harus dilakukan oleh seorang guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, hal ini dilakukan agar proses belajar mengajar tidak berjalan monoton, kaku, dan menjemukan. Oleh karena itu seorang guru membutuhkan strategi dalam setiap proses pembelajaran sehingga proses transfer ilmu dapat berjalan hingga siswa dapat memahami setiap yang disampaikan kepadanya.
Secara konseptual, standar dapat berfungsi untuk menjamin tingkat kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kependidikan dalam merancang sebuah perencanaan pembelajaran, untuk mencapai nilai yang maksimal. Sedangkan kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki oleh seorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Setiap guru tentunya mempunyai ilmu pengetahuan yang bebeda-beda. Seorang guru seharusnya mengikuti beberapa kegiatan yang dapat menumbuhkembangkan daya nalarnya sehingga pola pikir mereka bisa meningkat. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi: seminar, pelatihan, diklat, kursus, dan lain-lain.
Guru yang berkarakter tentu bukan guru yang biasa-biasa saja, tetapi seorang guru yang luar biasa. Selanjutnya kita sebut guru super. Seorang guru memiliki 4 kompetensi, yaitu kompetensi profesional, pendagogik, kepribadian dan sosial. Dari keempat kompetensi tersebut, aspek yang paling mendasar untuk menjadi seorang guru super adalah aspek kepribadian atau personality, karena aspek kepribadian inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya komitmen diri, dedikasi, kepedulian dan kemauan kuat untuk terus berkiprah di dunia pendidikan dengan penuh panggilan hati dan keikhlasan dalam melahirkan generasi masa depan yang bertaqwa, cerdas dan berahlak mulia. Selanjutnya kita sebut siswa super.
Seperti ungkapan pepatah guru itu harus digugu dan ditiru, ucapan dan perintahnya pun selalu diikuti. Semua tingkah laku guru selalu ditiru, khususnya oleh peserta didik tingkat sekolah dasar kelas rendah karena idealnya guru adalah sosok panutan bagi peserta didiknya. Dan yang tidak kalah penting adalah sosok panutan bagi peserta didiknya. Dan yang tidak kalah penting adalah penampilan guru dalam action mengajar, guru dituntut untuk kreatif agar kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan, tidak membosankan bahkan cenderung pasif. Kreativitas guru dalam mengajar diharapkan membuat peserta didik lebih antusias dan termotivasi sehingga kegiatan pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektifdan menyenangkan sehingga pembelajaran menjadi gembira dan berbobot.
Guru adalah manusia pembelajar yang harus terus belajar selain karena kewajiban belajar seumur hidupatau dikenal dengan istilah Pendidikan seumur hidup atau long life education. Bahkan Nabi Muhammad SAW pun bersabda “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia”. Menuntut ilmu juga merupakan tuntutan profesi sebagai guru untuk meningkatkan kompetensi. Guru yang kreatif tidak akan pernah berhenti belajar, dan guru yang terus belajar pasti terus mengembangkan kreativitasnya. Guru yang kreatif selalu berinovasi, tidak akan puas hanya dengan satu metode atau model pembelajaran dalam mengajar. Guru yang selalu ingin mencoba hal yang baru untuk mengembangkan kompetensinya sebagai guru yang tentunya berimbas pada cara mengajarnya di kelas. Dengan kreativitas guru, kegiatan pembelajaran di kelas akan lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Tujuan pembelajaran akan semakin mudah tercapai.
Guru yang kreatif berawal dari guru yang aktif, bukan hanya aktif, bukan hanya aktif dalam semua kegiatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran, namun aktif menggali potensi diri, mengembangkan minat bakat untuk meningkatkan kompetensi, aktif dalam berorganisasi profesi maupun masyarakat dan sebagainya. Aktif dalam segala hal tentunya akan memotivasi diri menjadi guru yang kreatif dan inovatif. Sudah seharusnya kita bersyukur menjadi guru dan berkomitmen untuk menjadi guru yang kreatif dan inovatif, karena dengan menjadi guru yang kreatif dan inovatif merupakan langkah menuju keberhasilan, keberhasilan dalam pembelajaran di kelas, keberhasilan dalam meraih jenjang karir dan keberhasilan sebagai guru profesional. (*)