Fajar Radiansah
(Pegiat Pendidikan Parepare)
Anak bangsa merupakanmutiara dan penerus bagi negara Indonesia ini, mereka adalah insan-insan yang akan memberikan semangat serta ruh bagi kehidupan bangsa ini. Tentu dengan perannya itu tidak lepas dari apa yang dimiliki dalam dirinya, entah etika ataupun estetika mereka, inilah yang menjadi landasan dan pandangan mereka untuk bertindak dalam kehidupan bangsa ini.
Anak bangsa pastilah harus memiliki watak dan pola pikir yang selalu mengindahkan martabat dan moralitas bangsa ini. Paling utama yang mesti diperhatikan adalah sikap-sikap mereka yaitu moralitas. Moralitas yang dimiliki anak bangsa akan menjadi penunjang mereka untuk siap menjadi penerus bangsa, jika moralitas mereka tidak melenceng dati apa yang dicita-citakan oleh bangsa pasti akan memperjuangkan serta memberikan ruh yang sempurna bagi bangsa ini. Namun apabila moralitasnya menetang jiwa bangsa ini, maka mereka yang telah menjadi pondasi bangsa akan rubuh dan menjadikan bangsa ini terbelakang oleh bangsa-bangsa lainnya. Terbelakang yang dialami bangsa ini adalah keterbelakangan mental kebangsaan, pendidikan, serta kebudayaannya.
Jika kita memandang realitas yang terjadi saat-saat ini bagi anak bangsa kita tentu sudah tidak menjadi tanya besar bagi kita. Perilaku-perilaku mereka sudah sangat jauh dari apa yang diharapkan oleh bangsa kita, tindakan asusila, berkata yang tidak senonoh, hingga menjadi pelaku begal adalah sikap yang sangat melenceng dan bahkan membuat kita miris akan kehidupan anak bangsa kita yang seharusnya menjadi panutan dan penerus bangsa kita.
Sekolah kini memiliki PR yang sangat besar dan sangat penting untuk ditindak cepat, mereka yang menjadi pendidik harus selalu mengedepankan sinkronisasi antara kognitif, afektif, dan psikomotorik anak didiknya. Guru tidaklah berpikir pendek untuk mendidik anaknya yang hanya mempermaju pola kognitifnya saja. Sebab sekolah-sekolah saat ini kebanyakan hanya mengajarkan anaknya untuk dapat saling bersaing mendapatkan rangking, padahal hal inilah yang membuat mereka tidak peduli akan bagaimana rasa keegoisan individualisme mereka itu diredamkan. Guru-guru hanya asik memberikan materi-materi pelajaran dan soal-soal lembar kerja, namun tidak menyentuh akan bagaimana anak ini diberi pelajaran untuk bertindak secara langsung dalam mengatasi dan memberikan solusi bagi permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi, inilah yang dapat menunjang moralitas anak bangsa kita.
Selayaknya orangtua, guru, serta masyarakat harus lebih intens dan peduli akan pengaruh moralitas anak bangsa saat ini agar tercipta masyarakat yang adil dan makmur bagi bangsa yang telah merdeka. Patut diingat dan ditindaki bahwa UUD 1945 sebagai dasar negara telah menjelaskan kepada kita bahwa seluruh masyarakat harus mencerdaskan kehidupan bangsa, inilah yang menjadi patokan kita untuk lebih semangat bertindak kepada anak bangsa kita yang sekarang jauh dari moralitas kebangsaan. (*)