Bunyamin Arsyad, Juru Bicara Nurdin Abdullah
Sebanyak tujuh tokoh Sulsel memperebutkan posisi menjadi wakil bakal calon gubernur Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah.
Mereka adalah Mayjen TNI Purn Tanri Bali Lamo, Ketua DPD Nasdem Rusdi Masse, Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni’matullah, Kader Partai Demokrat yang juga anggota DPR, Aliyah Mustika Ilham, Ketua DPD Hanura, A Ilham Mattalatta, Ketua DPD Partai Gerindra, A Idris Manggabarani, dan pengusaha minyak di Singapura, A Sudirman Sulaiman.
Bupati Bantaeng Prof HM Nurdin Abdullah menjadi incaran banyak tokoh untuk menjadi wakilnya, karena Pak Prof memiliki elektabilitas yang tinggi berdasarkan hasil survei enam lembaga independen seperti Populi, Polmark, SMRC, Poltracking, Indobarometer, dan SSI.
Ni’matullah dan Aliyah Mustika sendiri, harus memperebutkan dukungan internal Partai Demokrat yang memiliki 11 kursi di DPRD Sulsel.
Siapapun dari keduanya yang didukukung internal partai, akan membawa 11 kursi dari DPRD Sulsel dan sisa kekurangan enam kursi dari 17 kursi yang dijadikan syarat minimal untuk mendaftar di KPU.
Ketua DPD Gerindra A Idris Manggabarani juga memiliki modal 11 kursi di DPRD Sulsel dan harus melengkapi enam kursi untuk memenuhi syarat minimal 17 kursi.
Sedangkan Ketua DPD Partai Hanura, A Ilham Mattalatta mengantongi enam kursi di DPRD dan kekurangan 11 kursi untuk memenuhi syarat minimal 17 kursi saat mendaftar di KPU.
Rusdi Masse yang pernah gencar melobi jadi wakil Pak Prof, memiliki model tujuh kursi di DPRD Sulsel. Meski belakangan, Rusdi Masse bergabung dengan Golkar menjadi Ketua Pemenangan pasangan Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar.
Mayjen TNI purn Tanri Bali Lamo dan A Sudirman Sulaiman sendiri harus memenuhi syarat 17 kursi. Tanri Bali Lamo yang merupakan Wakil Sekjen Partai Golkar tidak memiliki modal partai, karena 18 kursi Golkar di DPRD digunakan oleh Nurdin Halid.
Banyaknya bakal cakon wakil gubernur yang berminat mau berpasangan dengan Bupati Bantaeng, Prof HM Nurdin Abdullah, secara alamiah menyebabkan persaingan di antara bakal calon wakil sangat ketat. Kondisi inilah yang menyebabkan posisi Tanri Bali Lamo selalu digoyang.
Asal tahu saja, Tanri Bali Lamo telah menjalin komunikasi dengan Prof Nurdin Abdullah sejak dua tahun lalu. (*)