Kita coba menyusun anggaran dengan mengombinasikan dan mengintegrasikan 2 periode, yaitu anggaran tahunan dan anggaran bulanan. Ada beberapa perbedaan antara kedua periode ini. Selain tentu persoalan waktu atau periode anggaran, juga ada perbedaan dari segi komponen pemasukan dan belanja, volume, dan sifatnya. Misalkan untuk anggaran tahunan akan ada komponen pengeluaran yang mengikuti siklus semesteran, seperti biaya SPP untuk pendidikan anak, atau yang sifatnya sekali setahun seperti sewa ruman atau kos-kosan. Pengeluaran-pengeluaran seperti itu, tidak selalu muncul dalam anggaran bulanan.
Dalam menyusun anggaran tahunan, ada beberapa poin yang perlu diperhatikan dan dijawab :
Apa saja yang menjadi prioritas tahun ini?
Kita sudah harus ada proyeksi misalkan dalam satu tahun kedepan, pengeluaran apa saja yang sifatnya penting dan harus menjadi prioritas. Misalkan yang biasa muncul dalam kebutuhan keluarga seperti menyediakan uang muka untuk cicilan rumah, daftar sekolah anak, persiapan biaya S2 atau S3, dan semacamnya.
Adakah pembayaran yang jatuh tempo tahun ini?
Jika pada poin pertama, pengeluaran masih dalam kendali kita, maka untuk pembayaran jatuh tempo ini sifatnya diluar kendali, karena muncul sebagai konsekuensi keputusan masa lalu. Pengeluaran seperti ini juga harus diproyeksi, misalkan pada Bulan Januari yang jatuh tempo adalah pembayaran kontrakan, Bulan Februari pajak kendaraan, Bulan Mei ada janji untuk membayar utang kepada keluarga, atau pada Bulan Juni jadwal pembayaran SPP/UKT anak sulung, dan pada Bulan Desember jadwal pelunasan cicilan rumah.
Adakah estimasi penghasilan tambahan tahun ini?
Selain proyeksi pada sisi pengeluaran, kita juga bisa melakukan hal yang sama pada sisi pemasukan. Diluar penghasilan reguler yang nanti mengisi komponen pemasukan anggaran bulanan, maka kita bisa mengestimasi penghasilan tambahan yang sifatnya juga reguler (tetap) tapi periodiknya kuartal, semester, atau tahunan. Misalkan yang punya kerjaan sampingan sebagai pengajar/dosen luar biasa di sebuah perguruan tinggi, maka penghasilannya biasanya diterima persemester (6 bulan). Bagi yang terlibat investasi dalam sebuah perusahaan, ada pembagian dividen diakhir tahun. Karyawan yang di tempat kerjanya dikenal sistem bonus, tunjangan kinerja, atau lembur lembur, maka akan ada potensi penghasilan tambahan yang bisa ditunggu pada bulan-bulan tertentu.
Adapun yang sifatnya insidental, sulit diprediksi dan belum bisa dianggap potensial, seperti hadiah atau bantuan, tidak perlu dimasukkan dalam estimasi penghasilan tambahan.