OPINI– Bapak bangsa Indonesia, Mohammad Hatta pernah berkata “jika kamu mendidik satu laki-laki maka kamu mendidik satu orang. Namun jika kamu mendidik satu perempuan, maka kamu mendidik satu generasi”.
Kutipan tersebut seolah menggambarkan betapa besar peran perempuan dalam membangun dan membentuk regenerasi manusia dalam kehidupan dunia. Sebab satu perempuan sudah mampu melahirkan satu generasi yang akan berkontribusi dalam kemajuan peradaban manusia.
Satu perempuan mampu mendidik satu generasi, bagaimana jika lebih dari satu ? tentulah setiap regenerasi bangsa selalu ada campur tangan perempuan didalamnya. Pertanyaannya adalah bagaimana cara perempuan bisa mendidik regenerasi penerus bangsa sehingga dapat menjadi insan yang berguna bagi diri sendiri, keluarga dan negeri.
Tidak heran jika Mohammad Hatta mengatakan bahwa mendidik satu perempuan sama dengan mendidik satu generasi. Peran perempuan bukanlah suatu hal yang mudah dan tidak bisa dipandang sebelah mata sehingga itu perlu dipahami oleh seluruh aspek dalam masyarakat.
Perkara mendidik generasi bukan hal sepele dan tidak bisa disepelekan, oleh sebab itu sebelum mendidik generasi maka perempuan haruslah terdidik terlebih dahulu.
Melahirkan Kartini dengan opsi berbeda di setiap masa namun masih dengan nilai yang sama. Setiap perempuan memiliki versi Kartini masing masing yang menyesuaikan dengan passion dan zamannya. Namun satu hal yang tetap melekat ialah semangat juang R. A. Kartini yang akan tetap melekat dalam diri setiap perempuan di setiap masa yang berbeda.
Peringatan Hari Kartini Sebagai Tonggak Emansipasi Perempuan
Peringatan hari Kartini merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap kontribusi Raden Adjeng Kartini atau Raden Ayu Kartini dalam membangun peradaban negeri yang disertai emansipasi perempuan.
Setiap tanggal 21 April selalu diperingati sebagai hari Kartini yang diperingati oleh seluruh aspek masyarakat Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan serentak memperingati hari tersebut dengan berbagai caranya masing-masing.
Dari sekian banyak yang memperingati hari tersebut, tidak sedikit diantaranya ternyata belum tahu dengan jelas bagaimana sejarah mengapa kita memperingati hari Kartini.
R.A Kartini merupakan salah satu pahlawan Indonesia yang lahir pada 21 April 1879 dan wafat pada 17 September 1904. Beliau berasal dari keluarga bangsawan dan terkenal akan kegigihannya memperjuangkan emansipasi perempuan pada masanya.
R.A Kartini merupakan salah satu pahlawan nasional yang terkenal akan kontribusinya memperjuangkan hak dan kebebasan perempuan. Pada saat itu perempuan tidak berkesempatan untuk menempuh pendidikan, kecuali yang berasal dari kalangan bangsawan.
Meski berasal dari keluarga bangsawan yang berkesempatan menempuh pendidikan. Namun R. A. Kartini masih merasakan adanya ketimpangan yang cukup besar yang dialami oleh kaum perempuan.
Sebab hanya perempuan dari kalangan bangsawan yang berhak berpendidikan sementara perempuan dari kalangan rakyat biasa tidak bisa. Bahkan pendidikan bagi perempuan kaum bangsawan pun dibatasi sampai umur 12 tahun saja. Dikarenakan adanya ketimpangan perlakuan tersebut menyebabkan perempuan sangat bergantung pada suami mereka yang bahkan sampai berakhir pada tindakan sewenang wenang dari kaum suami terhadap pasangannya.
Melihat ketidakberdayaan perempuan menghadapi mirisnya kehidupan tanpa pendidikan menyadarkan R. A. Kartini untuk bergerak memperjuangkan emansipasi wanita (perempuan). Emansipasi wanita ialah membebaskan perempuan dari perbudakan dan memberikan hak yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat tanpa adanya diskriminasi didalamnya.
Organisasi perempuan pertama di Indonesia ialah Putri Mahardika yang capaiannya adalah untuk membuka mindset perempuan agar sadar akan pentingnya pendidikan. Sekaligus sebagai media pengumpulan dana untuk biaya pendidikan perempuan lain yang membutuhkan bantuan.
R.A Kartini juga menulis sebuah buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang yang berarti setiap kesusahan akan berganti dengan kemudahan. Buku tersebut berisi perjalanan hidup R. A. Kartini serta surat-surat yang pernah ia tulis.
Perlu diketahui bahwa peringatan hari Kartini pertama kali dilaksanakan pada 21 April 1947 dan presiden Soekarno menetapkan R. A. Kartini sebagai pahlawan nasional pada 2 Mei 1964. Sekaligus memutuskan tanggal 21 April sebagai peringatan hari Kartini. Penetapan tersebut sebagai bentuk penghargaan serta untuk mengingatkan akan jasa jasa R. A. Kartini dalam memperjuangkan hak perempuan.
Salah satu sosok Kartini masa kini
Sherly Annavita Rahmi merupakan salah satu milenial influencer Indonesia. Lahir di Lhokseumawe, 12 September 1992. Ia lulusan Hubungan Internasional, pendidikan universitas Paramadina, Jakarta serta fakultas hukum dan bisnis, Swinburne university, Melbourne, Australia.
Ia berasal dari keluarga sederhana dari Sumatra Barat. Keterbatasan ekonomi tidak menjadi alasan untuknya berhenti menempuh pendidikan yang tinggi sebab ia yakin dimana ada kemauan maka disitu ada jalan.
Beragam prestasi telah ia dapatkan baik prestasi nasional maupun internasional. Ia juga telah mendirikan lembaga SEA (Sherly Enlightment Academy) yang bergerak dilingkup public speaking SEA Indonesia.
Masih berusia cukup muda, namun ia telah menjadi pembicara dan motivator bagi kaum muda. Sosoknya yang kritis, berpendidikan dan berkarakter menambah nilai yang ada dalam dirinya.
Masih sangat muda namun telah menunjukkan eksistensi perempuan sebagai tonggak kekuatan bangsa dengan edukasi yang disebarkannya melalui akun media sosial dan seminar yang menghadirkannya sebagai pembicara. Sosoknya merupakan salah satu gambaran nilai juga R. A Kartini yang tumbuh dan melekat dalam diri Kartini masa kini yang bisa kita teladani.
Menjadi Kartini Masa Kini
Melihat zaman yang semakin berkembang dan telah memasuki era 4.0 bahkan 5.0 dimana masyarakat dilimpahkan dengan hidangan iptek seperti media digital yang semakin canggih.
Perempuan juga dihadapkan pada peluang dan hambatan yang tidak bisa disepelekan. Peluang untuk terus menempuh pendidikan setinggi mungkin serta bebas untuk menentukan karir sebaik mungkin tanpa adanya diskriminasi dari siapapun. Adapun hambatannya berupa penindasan ataupun kekerasan seksual dan paham patriarki yang masih saja membudaya dikalangan masyarakat secara umum.
Sebagaimana kata Hafiz Ibrahim, al ummu madrasatul ula yang artinya ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Kutipan tersebut menyatakan peran perempuan yang begitu besar yang juga sesuai dengan kutipan yang disampaikan Mohammad hatta.
Melihat peran perempuan sebagai Putri, istri, ibu dan bagian dari masyarakat maka sangat perlu bagi perempuan untuk eksis dalam memperdalam pengetahuannya. Perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama dalam hal peran dan pendidikan di lingkungan masyarakat.
Sepatutnya semangat juang R. A. Kartini perlu di aplikasikan dalam kehidupan modern ini. Membentuk diri menjadi implementasi Kartini masa kini yang memiliki peran besar dalam revolusi peradaban bangsa.
Untuk mempersiapkan diri menjadi Kartini masa kini, bisa dimulai sejak dini dan semuda mungkin. Peluang berpendidikan tanpa batasan sudah terbuka lebar, tinggal bagaimana perempuan menghadirkan kemauan tinggi untuk menjadi perempuan terdidik yang siap untuk mendidik putra putri bangsa.
Untuk menjadi Kartini masa kini, perempuan bisa belajar lebih giat dan ikhlas untuk menguasai bidang kerja STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts dan Mathematics) sehingga mampu menjadi tonggak peradaban regenerasi masa kini dan dimasa yang akan datang. Tidak harus menguasai sampai ahli, namun setidaknya perempuan perlu memiliki pengetahuan lebih untuk memilki nilai yang lebih juga.
Sebab cantik saat ini bukan hanya di ukur dari segi bentuk fisik, namun cantik masa kini ialah bersumber dari karakter dan ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Begitu banyak peninggalan pelajaran dan perubahan yang dipersembahkan oleh R. A. Kartini untuk negeri ini, salah satunya ialah kutipan “Jangan kau katakan saya tidak dapat, tapi katakan saya mau”. Sebagai penyemangat untuk tetap kuat mengejar impian.
Selamat hari Kartini untuk R. A Kartini pahlawan emansipasi wanita dan selamat hari Kartini untuk semua Kartini masa kini yang selalu menghidupkan diri dengan jutaan mimpi disertai realisasi atas mimpinya.(*)
Opini yang dipublikasikan di media online ini menjadi tanggung jawab penulis secara pribadi. PIJARNEWS.COM tidak bertanggung jawab atas persoalan hukum yang muncul atas tulisan yang dipublikasikan.