OPINI — Menghadapi pandemi positif virus Covid-19 tentu membuat setiap orang cemas, takut dan tak jarang terus memikirkannya, namun ternyata, berpikiran positif tetap diperlukan untuk bisa melewati masa krisis ini. Bahwa berpikir positif adalah sumber daya utama bagi manusia selama menghadapi sebuah krisis, termasuk menghadapi pandemi virus corona saat ini.
Sebab, berpikiran positif dapat memberikan efek yang baik bagi tubuh, antara lain mempercepat pemulihan. Penelitian telah menunjukkan ketika mengalami emosi positif di balik peristiwa yang membuat kita stres, tertekan, bisa bangkit kembali dengan pemulihan waktu lebih cepat.
Untuk mencapai detak jantung yang lebih rendah, dan tekanan darah yang lebih stabil, maka kondisi seperti ini bisa diraih dengan berupaya menjadi positif thinking. Penulis banyak mendapatkan pengetahuan tentang kekuatan berpikir positif atau prasangka baik melalui Ustadz Nasrullah dalam bukunya magnet Rezeki dan Ippho Santosa dalam buku 7 Keajaiban Rezeki dengan sistim otak kanan. Keduanya merupakan idola penulis terkait unlogic dalam berbisnis. Keduanya banyak mengupas tentang mindset berpikir dan tetap menjaga emosi positif dalam segala hal. Berpikir positif meningkatkan kemampuan menilai sebuah masalah dan pemecahan masalah.
Dalam islam, berpikir positif (Tafkir al-Ijabiy) adalah istilah yang tersusun dari dua kata: Berpikir dan Ijabiy. Berpikir (Tafkir) ditinjau dari sudut bahasa (فكر – يفكر – فكرا) artinya berpikir mengenai suatu perkara, memikirkan suatu pikiran: mempergunakan akalnya dalam suatu urusan, menetapkan sebagian yang dia ketahui agar dapat sampai pada sesuatu yang tidak diketahui. Positif (Ijabiy) dinisbatkan pada kata ijabiyah yaitu memelihara dengan pertimbangan akal sehat dalam memahami berbagai macam problematika.
Pikiran sangat berpengaruh pada kesehatan fisik sebagai pemelihara (ijabiy). Banyak penyakit fisik yang berawal dari pikiran. Ketika kita memasukkan pikiran-pikiran negatif ke otak maka akan menimbulkan emosi (perasaan) negatif. Kemudian, emosi-emosi negatif tersebut melepaskan hormon-hormon di dalam tubuh yang dapat menyebabkan munculnya penyakit.
Para peneliti asal Inggris telah melakukan penelitian yang membuktikan adanya hubungan antara emosi-emosi negatif dengan tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) dan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, pastikanlah kita selalu berpikir positif sehingga menimbulkan emosi positif yang akan melepaskan hormon-hormon positif di dalam tubuh. Dengan begitu sistem kekebalan tubuh kita akan kuat dan sehat.
Dalam hubungannya dengan aktivitas muamalah, maka sesuatu yang negatif kita tarik dalam diri kita lalu kita ubah menjadi energi positif, maka akan berdampak positif, sebagaimana Allah swt, akan memberikan sesuatu kepada hambanya sesuai dengan prasangkanya. Dalam situasi pandemi seperti ini, maka ciptakanlah peluang yang barangkali belum pernah ada sebelumnya seperti jual masker, alat dan jasa kesehatan, atau menjual makanan dan buah-buahan untuk ketahanan tubuh. Dengan ini kita disibukkan dengan sesuatu yang “positif” di tengah positif Covid-19. Allahu a’lam bissawab. Parepare, 20 April 2020 #RS Andi Makkasau.
*Penulis adalah Founder Sinar Agung yang bergerak di bidang bisnis swalayan Alat Tulis Kantor (ATK) dan Foto Copy Centre. Tokonya terletak di Jalan Jenderal Sudirman, depan Kantor BPJS Kota Parepare, Sulawesi Selatan. HP/WA 0852-5592-3839