Oleh
Dr Abd Majid, S.Sos.I., M.Si
(Dosen Ilmu Komunikasi UMI)
Revolusi teknologi dan tranformasi digital akan selalu hadir dan beriringan ketika para sarjana komunikasi memiliki sensitivitas yang besar dan kepedulian pada kajian media dan teknologi digital dalam ranah epsitemologi, aksiologis dan ontologi dalam ranah komunikasi sebagai sains. Ternasuk kajian komunikasi terkait dengan realitas keberadaan media dan komunikasi digital akan dinamis. Konteks perkembangan dunia digital yang sangat dinamis dan berevolusi sepanjang sejarah keilmuan komunikasi karena teknologi sangat dekat dengan dua konteks kehidupan manusia.
Era media digital menjadi saksi lahirnya inovasi dan perubahan radikal di semua aspek pada jurnalisme, mapun ekonomi politik media yang menciptakan kesulitan ekonomi untuk media lama dan pencarian model bisnis alternatif yang hiruk pikuk untuk mendanai jurnalisme berkelanjutan untuk masa depan.
Resesi global sejak 2007 terus memperdalam rasa ketidakpastian ekonomi yang timbul dari periode perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan konsekuensi yang signifikan dan luas bagi industri jurnalisme serta penelitian ilmiah di bidang kajian jurnalisme dan komunikasi publik.
Peran media dan aktivitas manusia menghadapi dinamika dan tantangan yang saling bergantung, komunikasi harus adaptif sesuai dengan kondisi dan situasi yang berkembangan termasuk dalam konteks sejarah didirikan International Telegraph Union (I.T.U) Pada 17 Mei 1865, momen bersejarah tersebut didedikasikan sebagai Hari Komunikasi Internasional.
Hari Komunikasi Internasional yang telah dirayakan sejak 17 Mei 1969 dan untuk memperingati terbentuknya badan khusus PBB menjadi insiator dalam membidangi hal-hal yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi.
Untuk menggeliatkan momentum tersebut maka komunikasi sebagai aktivitas primer dan mewarnai kesuksesan kehidupan umat manusia maka Keberadaan komunikasi sebagai sistem tidak terpisahkan dengan konteks tesesbut dan iteentu deologi yang berkuasa, selain itu konteks kebermafaatan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi sesuai kebutuhan masyarakat bahkan kemampuan untuk melakukan rekayasa masyarakat terkhusus pada keberadaan media digital yang sangat mewarnai perkembangan komunikasi yang manarik direfleksikan pada momen hari komunikasi Internasional yaag ke-55 Tahun yang jatuh pada 17 Mei 2024.
Konteks sejarah teknologi komunikasi terlahir pada ruang lingkup ilmu sosial dengan basis ilmu dalam fenomena sosial dan realitas sangat dekat sosial saintis bahkan secara stream keberdaaan ilmu komunikasi berada dalam ilmu sosial dan politik, yang kajian utamanya terkait dengan revolusi politik, revolusi industri dan kapitalisme, termasuk kelahiran sosialisme, feminisme dan urbanisasi, hingga munculnya disrupsi teknologi komunikasi, penguatan identitas dan kekuatan internet of tings, kondisi yang menggetarkan ilmu komunikasi eksis sejak abad ke 19 hingga abad 21 saat ini.
Menurut futurolog, Alfin Toffler bahwa peradaban yang pernah dan sedang dijalani oleh umat manusia terbagi tiga gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang dimana tahapan manusia ditandai dengan peradaban agraris dan pemanfaatan energi terbarukan (8000 sebelum masehi – 1700). Gelombang kedua ditandai dengan munculnya revolusi industri (1700–1970-an). Dan gelombang terakhir adalah peradaban yang didukung dengan kemajuan teknologi informasi, pengolahan data, penerbangan, aplikasi luar angkasa, bioteknologi dan komputerisasi. Berdasarkan realitas yang ada, kita berada pada gelombang ketiga, di mana hidup di zaman yang ditopang oleh kemajuan teknologi informasi yang memicu terjadinya ledakan informasi atau information society.
Ledakan informasi yang terjadi membawa berubahan besar dalam kehidupan umat manusia. Masa peralihan dari masyarakat industri menjadi masyarakat informasi. Informasi menjadi bahagian penting dalam kehidupan manusia, baik itu individu maupun institusi. Revolusi Informasi ikut berperan dalam menentukan keberhasilan seseorang dan institusi.
Media baru yang bermunculan dan didukung oleh teknologi, menjadi bagian yang sangat banyak menyajikan berbagai berita (Knight & Alexis, 2009) Suatu perputaran dinamika dan gelombang sejarah gelombang kehidupan dari sejak revolusi agraris, menuju revolusi industri yang disebut dengan masyarakat industri di Prancis dan masuk pada revolusi industri dengan masyarakat informasi yang di pelopori oleh Amerika saat ini komunikasi masih tetap hadir.
Komunikasi digital memiliki dampak yang luar biasa kuat pada desain dan praktik sistem. Dasar teori ini dikembangkan pada tahun 1948 oleh Claude Shannon, dan disebut teori informasi. Selama 25 tahun pertama keberadaan, teori informasi berfungsi sebagai sumber masalah akademik yang kaya dan menggoda sistem komunikasi menjadi lebih efisien dan dapat diandalkan. Selain eksperimen kecil dan beberapa sistem militer yang sangat khusus, teori itu memiliki sedikit interaksi dengan praktik. Namun, pada pertengahan 1970-an, sistem arus utama menggunakan ide-ide teoretik informasi mulai diimplementasikan secara luas.
Argumenatsi awalnya adalah meningkatnya jumlah ahli yang memahami teori informasi dan praktik sistem komunikasi. Kedua adalah bahwa biaya rendah dan peningkatan daya pemrosesan perangkat keras digital memungkinkan untuk mengimplementasikan algoritma canggih yang disarankan oleh teori informasi. Ketiga adalah bahwa meningkatnya kompleksitas sistem komunikasi membutuhkan prinsip-prinsip arsitektur teori informasi. Prinsip-prinsip teoritis di sini jatuh dalam dua kategori – yang pertama menyediakan alat analitik untuk menentukan kinerja sistem tertentu, dan yang kedua menempatkan batas mendasar pada kinerja sistem apa pun.
Wilbur Schramm salah satu pakar dari komunikasi befinisiatif untuk membuat program Doktoral Komunikasi, yang sesungguhnya secara pilsofis mengutif pendapat Rene Deskartes Aku berpikir maka aku ada, meskipun sebenarnya beliau berasal dari keilmuan Sastra, pertanyaan yang muncul bahwa mengapa Schramm berinisiatif untuk memunculkan ilmu komunikasi, jawabanya karena saat itu, telah bermunculan fenomena propaganda Retorika Hitler, manipulasi fakta fenomena Hoax, kekuatan dukungan melalui peran media massa, melalui kekuatan dukungan buzzer dan interdisiplinier di dalamnya (psikologi, sosiologi politik dan tentunya juga aspek filsafat, ujaran kebencian) yang saat ini sebenarnya hal itu bukanlah fenomena baru.
Ketika retorika dalam propaganda mempengaruhi masyarakat maka terbentuklah interdisipliner seperti sosiologi, psikologi, politik dan filsafat, meskipun kecenderungan komunikasi mengagendakan kekuatan pinjam meminjam di sana-sini pertanyaan mendasar yang muncul yang mendasari kesadaran Schram, saatnya kita merefleksi fenomana saat ini yang terjadi pertikaian politik yang terjadi di Indonesia dan di dunia global, apakah beririsan dengan ilmu komunikasi?
Sehingga dari zaman Schramm hingga saat inilah yang memunculkan satu formula dalam adopsi komunikasi politik yang disebut dengan formula Laswellian yang menjadi formula yang membentuk sarjana sejak awal sampai ketika membuat skripsi merefleksikan formula ini. Kita berterima kasih pada ponakan pakar psikolog terkenal Sigmon Freud dalam buku Harold D Lasswell “Psikopatologi dan politik” yang mensintesiskan psikoanalis menjelaskan seorang pemimpin politik lebih menjadi agitator sementara itu yang lain cenderung menjadi administrator.
Bagaimana dengan kondisi internet telah menjadi ruang publik modern, media sosial dan mesin pencari memiliki kekuatan luar biasa dan tanggung jawab yang berat untuk memastikan bahwa platform mereka melayani kepentingan publik Sangat erat dengan fakta relasi manusia (Connected), Determinasi Teknologi Hidup dalam dan dengan layar) Digitalisasi, Computer Mediated Comunications (CMC), Internet of Thing (IoT), Artificial Intelegence (AI), Konfigurasi Politik Identitas yang kian mendominasi dalam ranah komunikasi digital masih segar dalam ingatan kita pada pesta demokrasi Pilpres dan Pileg 2024.
Kentalnya politik identitas mewarnai tren komunikasi digital, karena insting manusia itu adalah politik sehingga apapun yang dikaitkan dengan politik pasti akan laku. Selanjutnya karena kita masuk di era teknologi Digital Internet of Thing maka ada tiga yang mendasari yang meliputi Solusi cerdas, efesien peningkatan dan profitabilitas, konvergensi teknologi informasi dan teknlogi opersional yang meningkatkan komunikasi dan efesiensi (anti monopoli) banyak produsen untuk sebuah jenis layanan kepada konsumen.
Keberadaaan komunikasi saat ini bukanlah transmisi tetapi menjadi elemen utama masyarakat
”Society of Society is Communication” Studi Komunikasi mengakselerasi perubahan sebagaimana Sosolog Modern, Niklas Luhmann menyatakan bahwa salah satu pencapaian yang paling penting adalah komunikasilah yang menguatkan sensitivitas sistem untuk berubah, terganggu, dan mengetahui “gangguan” dalam seluruh bentuknya, serta menyelesaikannya. Kompleksitas komunikasi, yang dipicu industrial society bergeser menjadi masyarakat informasi menuju masyarakat digital (digital society) masyarakat digital yang habitualnya sangat luar biasa dalam wahana digital sebagai mediasi dan refresentasi sebagai kesatuan informasi dan komunikasi yang kata kuncinya adalah kompleksitas, interelasionalitas dan konektivitas.
Refleksinya adalah para scholar dan ahli komunikasi tidak membatasi penelitian mereka dengan perjumpaan manusia dengan manusia, atau media massa konvensional harus memandang secara serius peran komputer dan media berbagai aktivitas, digitalisasi menghasilkan interaksi manusia pengguna dan memfasilitasi komunikasi yang terjadi pada masa sebelumnya baik dalam skala, keberagaman maupun kualitas. Fenomena komputerisasi memunculkan masalah orientasi riset komunikasi perilaku manusia dengan budaya termediasi, yang tidak bisa lagi kita hidup dengan face to face. Budaya termediasi dengan media pada ranah field riset, pada ranah teks komunikasi kata kuncinya adalah representasi, lalu komunikasi berkembang melalui proses epistemologis dalam riset secara konvergensi atau pentingnya paradigm metodoogi baru yang digabungkan dengan mix method dengan radical onstruktivisme sebagai landasan pembuatan karya ilmiah dalam bentuk, skripsi, tesis dan disertasi. (*)