Oleh:
Hisosiyan Nurdin dan Muhammad
(Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Mahasiswa IAIN Parepare)
Pentingnya mengetahui keseimbangan antara arus modern dan warisan tradisional dalam ranah Sosiologi Pendidikan menjadi hal yang esensial. Tendensi dan tradisi sosiologi dalam manajemen pendidikan mencerminkan pandangan bahwa pendidikan tidak hanya sekadar penyampaian pengetahuan, tetapi juga sebuah proses sosial yang terjalin dalam konteks masyarakat.
Pertama, tendensi ini dapat dilihat dari fokus pada interaksi sosial di antara para pelajar. Dalam pendekatan ini, manajemen pendidikan tidak hanya mengelola struktur fisik dan administratif sekolah tetapi juga memperhatikan dinamika relasi sosial antar siswa dan antara siswa dengan pendidik.
Tradisi sosiologi dalam manajemen pendidikan juga menekankan pentingnya melibatkan komunitas dalam proses pengambilan keputusan. Sosiologi memandang sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat, dan manajemen pendidikan yang efektif harus merespons kebutuhan dan harapan masyarakat tempat sekolah berada. Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti orang tua, tokoh masyarakat, dan pelaku bisnis lokal, kebijakan pendidikan dapat lebih akurat mencerminkan nilai dan aspirasi komunitas.
Selain itu, aspek keseimbangan kekuasaan dan inklusivitas di dalam lingkungan pendidikan juga tercermin dalam perspektif sosiologi. Sosiologi menyoroti dinamika kekuasaan yang ada dalam struktur sosial, dan manajemen pendidikan yang berbasis pada tradisi ini harus memastikan bahwa kekuasaan didistribusikan secara adil di antara semua pihak yang terlibat. Ini mencakup memberikan suara kepada kelompok yang mungkin marginal atau kurang terwakili dalam proses pengambilan keputusan.
Dalam konteks globalisasi, tendensi sosiologi dalam manajemen pendidikan juga mengakui pentingnya memahami perubahan sosial dan budaya yang memengaruhi pendidikan. Hal ini menuntut manajemen pendidikan untuk menjadi responsif terhadap dinamika global, seperti kemajuan teknologi, migrasi, dan perubahan nilai-nilai sosial. Dengan memasukkan perspektif sosiologi, manajemen pendidikan dapat mengembangkan strategi yang relevan dan adaptif untuk menghadapi perubahan tersebut.
Secara keseluruhan, melibatkan perspektif sosiologi dalam manajemen pendidikan membuka pintu untuk lebih memahami kompleksitas hubungan sosial dalam konteks pendidikan. Ini tidak hanya meningkatkan efektivitas pengelolaan institusi pendidikan, tetapi juga menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih inklusif, adil, dan responsif terhadap dinamika sosial masyarakat.
Sosiologi pendidikan adalah cabang ilmu sosiologi yang mempelajari fenomena pendidikan dalam masyarakat. Tendensi dan tradisi dalam sosiologi pendidikan merujuk pada arah dan kecenderungan perkembangan sosiologi pendidikan. Tendensi dalam sosiologi pendidikan mengacu pada arah perkembangan sosiologi pendidikan yang lebih modern, rasional, dan ilmiah. Sedangkan tradisi dalam sosiologi pendidikan mengacu pada pandangan yang lebih konservatif dan terkait dengan nilai-nilai klasik atau tradisional.
Sosiologi pendidikan memiliki tiga tendensi utama fungsionalisme, konflik, dan interaksionisme simbolik. Fungsionalisme menekankan pentingnya fungsi sosial dari institusi pendidikan dalam masyarakat. Konflik menekankan konflik sosial sebagai faktor penting dalam membentuk institusi pendidikan. Interaksionisme simbolik menekankan pentingnya interaksi sosial dalam membentuk makna dan identitas individu.
Sementara itu, tradisi dalam sosiologi pendidikan mencakup pandangan-pandangan seperti humanisme, perennialisme dan progresivisme. Humanisme menekankan pentingnya pengembangan pribadi dan nilai-nilai kemanusiaan melalui pendidikan. Perennialisme menekankan pentingnya pengajaran nilai-nilai klasik dan universal seperti filsafat, sejarah, dan sastra. Progresivisme menekankan pentingnya pengembangan kemampuan individu untuk berpikir kritis dan kreatif.
Tendensi dan tradisi dalam sosiologi pendidikan mencerminkan kompleksitas dinamika pendidikan dalam konteks masyarakat. Pendidikan bukan hanya sekadar transfer pengetahuan; ini juga merupakan proses sosial yang terintegrasi dengan interaksi sosial, struktur kekuasaan, dan hubungan dengan masyarakat.
Pentingnya fokus pada interaksi sosial di antara para pelajar menjadi landasan dari pendekatan sosiologi dalam manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan tidak hanya terbatas pada administrasi fisik dan struktural sekolah tetapi juga memperhatikan bagaimana relasi sosial antar siswa dan dengan pendidik mempengaruhi lingkungan pembelajaran. Ini menciptakan kesadaran bahwa suksesnya sebuah institusi pendidikan tidak hanya tergantung pada fasilitas fisik, tetapi juga pada kualitas hubungan antar individu di dalamnya.
Tradisi sosiologi yang menekankan melibatkan komunitas dalam pengambilan keputusan membawa dampak positif pada manajemen pendidikan. Melihat sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat menuntut partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan. Dengan demikian, kebijakan pendidikan dapat lebih mencerminkan nilai-nilai dan aspirasi masyarakat setempat, menciptakan hubungan yang lebih harmonis antara sekolah dan komunitas.
Aspek keseimbangan kekuasaan dan inklusivitas menjadi semakin relevan dalam perspektif sosiologi. Distribusi kekuasaan yang adil di antara semua pihak yang terlibat menciptakan lingkungan pendidikan yang demokratis dan inklusif. Hal ini tidak hanya memastikan suara setiap kelompok didengar, tetapi juga mencegah ketidaksetaraan yang mungkin muncul dalam proses pengambilan keputusan.
Dalam menghadapi era globalisasi, perspektif sosiologi dalam manajemen pendidikan memastikan bahwa institusi pendidikan dapat beradaptasi dengan perubahan sosial dan budaya. Pengakuan akan dinamika global seperti kemajuan teknologi, migrasi, dan perubahan nilai-nilai sosial menjadi dasar untuk mengembangkan strategi yang relevan dan adaptif. Dengan demikian, manajemen pendidikan dapat lebih responsif terhadap kebutuhan global tanpa kehilangan identitas lokal.
Pentingnya melibatkan perspektif sosiologi dalam manajemen pendidikan tidak hanya untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan institusi pendidikan tetapi juga untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih inklusif, adil, dan responsif terhadap dinamika sosial masyarakat. Ini adalah langkah positif menuju menciptakan sistem pendidikan yang memahami dan merangkul kompleksitas hubungan sosial dalam masyarakat yang terus berkembang.
Dalam kesimpulannya, pernyataan tersebut menyoroti pentingnya perspektif sosiologi dalam manajemen pendidikan untuk memahami dan merespons kompleksitas dinamika pendidikan dalam konteks masyarakat. Tendensi sosiologi menekankan interaksi sosial di antara pelajar, memperkaya manajemen pendidikan dengan fokus pada hubungan interpersonal dalam lingkungan pembelajaran. Sementara itu, tradisi sosiologi menekankan keterlibatan komunitas dalam pengambilan keputusan, menciptakan hubungan yang lebih erat antara sekolah dan masyarakat.
Aspek keseimbangan kekuasaan dan inklusivitas membawa dimensi demokratis dalam manajemen pendidikan, memastikan distribusi kekuasaan yang adil dan inklusivitas dalam pengambilan keputusan. Ini menciptakan lingkungan pendidikan yang demokratis, di mana suara setiap pihak dihargai dan diperhitungkan. Konteks globalisasi menjadi tantangan yang diakui, dan perspektif sosiologi membantu manajemen pendidikan mengembangkan strategi adaptif untuk menghadapi perubahan global.
Pentingnya melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti orang tua, tokoh masyarakat, dan pelaku bisnis lokal, juga disoroti sebagai elemen krusial dalam memastikan kebijakan pendidikan mencerminkan nilai dan aspirasi komunitas setempat. Kesimpulannya, perspektif sosiologi tidak hanya meningkatkan efektivitas manajemen institusi pendidikan, tetapi juga menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih inklusif, adil, dan responsif terhadap dinamika sosial masyarakat.
Dengan demikian, integrasi sosiologi dalam manajemen pendidikan bukan hanya tentang menciptakan lingkungan pendidikan yang berhasil secara administratif, tetapi juga tentang membangun fondasi yang kuat untuk hubungan sosial yang sehat dan mendukung perkembangan holistik individu dalam masyarakat yang berubah dengan cepat. (*)
Tulisan opini yang dipublikasikan di media online ini menjadi tanggung jawab penulis secara pribadi. PIJARNEWS.COM tidak bertanggung jawab atas persoalan hukum yang muncul atas tulisan yang dipublikasikan.