Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai salah satu pemasok asupan intelektual, emosional dan spiritual dapat dilihat dalam minimal dua konteks yaitu sebagai Program dan sebagai Mata pelajaran. Sebagai program, PAI adalah suatu Paradigma Internalisasi nilai-nilai Islam sebagai agama atau sebagai sebuah sub sistem disiplin ilmu dalam sistim ilmu Pendidikan Islam. Implementasi PAI dalam sudut pandang ini adalah lembaga pendidikan pesantren klasik atau saat ini adalah program studi pada lembaga pendidikan khususnya Perguruan Tinggi.
Sedangkan konsep PAI sebagai mata pelajaran adalah salah satu subyek atau mata pelajaran yang bertujuan membangun keilmuan, sikap dan keterampilan dalam beragama secara formal dalam kepribadian seorang muslim. PAI sebagai mata pelajaran hanya ditemukan pada lembaga pendidikan non KeIslaman. Jika PAI sebagai sub sistem Ilmu Pendidikan Islam berorientasi pada pengembangan dan penguatan Islam sebagai sebuah disiplin ilmu di samping penguatan dan pengembangan kepribadian Muslim yang menempatkan Islam sebagai paradigma kesadaran, sikap dan perilaku dalam menjalani kehidupan pada seluruh aspeknya.
Adapun PAI sebagai subyek materi pembelajaran agama Islam yang berorientasi pada internalisasi pemahaman, kesadaran dan sikap Islam sebagai agama dalam kehidupan beragama secara formal yang penekanannya pada ritual dan aturan yang bersifat formal.
Dari sudut pandang manapun dalam kerangka eksistensinya, PAI dalam konteks Pandemi Covid-19 menunjukkan suatu catatan penting yaitu adanya tantangan dan peluang PAI untuk menegaskan dan membuktikan eksistensinya sebagai sub sistim dalam sistim pendidikan nasional.
Selama ini PAI terkesan berada dalam posisi “anak tiri” atau sekedar pelengkap “aksesoris” sistim pendidikan nasional.
Hal ini terindikasi dari dua faktor, pertama keberadaan PAI dalam jajaran materi Ujian Nasional ketika masih diterapkan Ujian Nasiaonal, di mana PAI tidak menjadi bahagian dalam UN tersebut. Kedua, adanya kecenderungan peserta didik memandang PAI sebagai subyek pembelajaran hanya sebatas penyedap rasa. Sikap acuh tak acuh siswa terhadap PAI sebagaimana banyak ditemukan dalam penelitian untuk penulisan skripsi pada Jurusan PAI, menjadi bukti dari klaim di atas.
Saat ini dalam kondisi Pandemi dengan segala efeknya, di mana segala perangkat dan elemen serta sumber daya yang ada diharapkan turun tangan secara konkrit untuk ambil peran nyata sesuai kapasitasnya masing-masing dalam berkontribusi tergadap penanganan pandemi Covid-19 yang melanda bangsa ini.
Berikut ulasan selanjutnya..