Siswa belajar dan guru mengajar melalui daring hanya sebuah metode saja. Metode yang berbeda dari kebiasaan sebelumnya yaitu tatap muka. Memang pasti ada kendala, seperti jaringan, sinyal, handphone android dan banyak hal-hal teknis yang lain. Tapi sejatinya kita bisa mengatasi dengan cara bergotong royong. Kepekaan pun disini akan teruji lagi. Bukankah kepekaan dan peduli merupakan pembelajaran karakter yang digaungkan. Karakter kepedulian akan terlihat pada saat pandemi ini. Jika ada siswa yang masih terkendala, maka temen yang rumahnya lebih dekat bisa mengajak untuk menggunakan HP secara bersama, atau saudara dekatnya bisa meminjamkan untuk waktu selama pembelajaran. Karena kepekaan dan kepedulian adalah sebuah sikap hasil belajar.
Orang tua adalah pendidik pertama dan utama. Saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membersamai anak pada saat belajar. Mengapa banyak orang tua yang merasa kewalahan saat menemami anak belajar? Karena selama ini kita terbiasa dengan kalimat bahwa yang memiliki tugas mengajar adalah guru di sekolah. Itulah persepsi yang harus dirubah.
Untuk itu kala pandemi ini kita harus bersama-sama memiliki persepsi yang sama. Bahwa mnegajar dan mendidik adalah kewajiban kita bersama. Baik orang tua maupun guru, begitu anak harus menyadari bahwa belajar itu dapat dilakukan dimana saja, baik di sekolah atau pun di rumah.
Mencari ilmu, mengajar dan belajar merupakan hal yang mulia dalam pandangan islam. Dengan ilmu akan banyak mamfaat yang didapat. Bahkan surga balasannya , sebagaimana Hadist Riwayat Muslim yang artinya “ Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”.
Hadist lain tentang sikap yang harus kita lakukan saat belajar dan mengajar seperti hadist Rosulullah yang artinya “ Belajarlah kamu semua, mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu , serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu” (HR. Thabrani).
Bagi siswa marilah kondisi ini menjadi renungan kita bersama, mengembalikan tujuan belajar dan menuntut ilmu. Janganlah saat pandemi ini malah kita menggunakan waktu untuk hal-hal yang kurang bermamfaat. Belajar di rumah dengan membantu orang tua, peka terhadap saudara dan tetangga, ibadah dan masih banyak kegiatan yang bermamfaat yang dapat dilakukan dalam rangka belajar.
Bagi guru dan orang tua, ayo kita terus mengajar dan mendidik anak kita yang kelak akan menjadi penerus estafet kehidupan. Guru dan orang tua harus bersinergi mengajar dan mendidik. Keduanya harus menjadi garda terdepan yang dapat mendidik generasi yang hebat dan bermartabat.
Semoga apa yang kita ajarkan terkategori pada amal jariah dan ilmu yang bermanfaat, dan kelak anak kita akan menjadi anak yang sholeh. Sebagaimana Hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, “ Ketika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, shodaqoh jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang berdoa baginya. Wallahua’lam