MAKASSAR, PIJARNEWS.COM–-Pagi, Kamis 8 Agustus 2019, Penggagas Perpustakaan Lorong Parangtambung yang juga Tokoh Literasi Sulsel, Bachtiar Adnan Kusuma, memenuhi undangan istri Gubernur Sulsel, Lies F Nurdin, di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel.
Pertemuan yang sangat hangat. Mereka banyak bercerita tentang Perpustakaan lorong. Mulai dari konsistensi perpustakaan lorong hingga memasuki usia tahun ketiga.
“Kami bersyukur sebagai Relawan Perpustakaan Lorong Parangtambung dan Duta Baca Sulsel, Ibu Lies begitu antusias mendengar cerita kami bagaimana suka duka menginspirasi dari Lorong 7 Parangtambung,” kata Bachtiar lewat rilisnya, Sabtu, 10 Agustus 2019.
“Ibu Lies adalah tokoh yang mudah akrab pada semua orang, jauh dari kesan formal sebagai istri Gubernur Sulsel”, kata Reski Amalia Syafiin, Relawan Perpustakaan Lorong Parangtambung.
Lies mengutip pesan dari Alhamarhum Ayahnya, Prof Dr Ir Fachrudin, mantan Rektor Unhas.
“Bapak tidak meninggalkan kalian harta, tetapi yang kami tinggalkan adalah pendidikan,” tutur Lies, mengutip pesan ayahandanya.
Begitu pentingnya peran pendidikan dalam pembangunan bangsa ini. Hal itulah yang membuat Relawan Perpustakaan Lorong Parangtambung yang selalu semangat berbuat di perpustakaan lorong.
Menurut Reski Amaliah Syafiin, Duta Baca Sulsel ini, pada pertemuan ini juga ada banyak hal yang diharapkan Lies untuk membantu dia dalam pendirian Perpustakaan Ibu dan Anak. Oleh karena itu, Parangtambung akan dijadikan Lorong Percontohan Pendidikan Mitigasi tata cara menghadapi tsunami yang melibatkan kaum ibu-ibu dan remaja.
“Sebuah harapan besar untuk Parangtambung ke depan seperti Jepang yang selalu siap menghadapi bencana tsunami,” papar Bachtiar Adnan Kusuma, Ketua LPM Terbaik 1 Kota Makassar.
Menurut Bachtiar, Lies adalah tokoh penggerak minat baca dan memberdayakan kaum perempuan bukan baru kali ini. Sejak bertahun-tahun mewakafkan waktunya dari desa ke desa, dari kelurahan ke kelurahan mencerahkan masyarakat agar bisa maju pendidikannya. Saat ini Lies, menurut Bachtiar akan berkiprah lebih jauh lagi terutama menyediakan fasilitas ruang baca bagi anak dan kaum ibu di Sulsel.
“Setetes inspirasi dari Ibu Lies menjadi penyemangat buat kami untuk terus berjuang demi literasi dari lorong-lorong di kota Makassar, ” kunci Bachtiar yang menulis sejumlah buku tentang almarhum kedua orang tua Lies, Prof Fachrudin dan Dra Is Fachrudin. (rls/dmh)