ENREKANG, PIJARNEWS.COM — Pemerintah Kabupaten Enrekang melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional RI (BKKBN) mensosialisasikan strategi pencegahan stunting dari hulu bagi calon pengantin di ruang pola Rujab Bupati Enrekang, Selasa (3/8/2021).
Kegiatan itu merupakan uji coba aplikasi stunting dan pendampingan calon pengantin siap nikah dan hamil dengan mengusung tema “Mewujudkan percepatan penurunan stunting”.
Bupati Enrekang dalam sambutannya menyampaikan persoalan stunting pada umumnya bicara pada bagaimana cara menghindari pernikahan dini.
“Kita selalu bicara soal pernikahan dini, tapi kadang kita lupa apa yang menyebabkan sehingga terjadi pernikahan dini,” ujar MB, Bupati Enrekang.
Bupati berpandangan, efek pernikahan dini sangat luar biasa, salah satu akibatnya adalah rahim pada anak perempuan yang belum siap tapi sudah harus hamil, sehingga akan berpengaruh pada anaknya nanti.
MB mengajak untuk mensukseskan pendidikan karakter, karena anak-anak harus punya karakter yang baik. Pendidikan tentang stunting juga harus di pelajari, tidak membuat kaget istri yang sedang hamil, dan tidak melakukan hubungan suami-istri dalam keadaan mabuk yang bisa menjadi penyebab stunting.
“Kita jangan melihat penyebab stunting hanya dari satu tapi harus melihat dari berbagai sudut,” ungkap MB.
Tim pusat stunting, Nofrijal, ST, MA yang juga Penyuluh KB Ahli Utama menyatakan jumlah remaja indonesia saat ini ada di angka 30%, dan tugas besar BKKBN memberikan pemahaman akan bahaya stunting.
“Kita konsen pada remaja hari ini yang jumlahnya cukup besar, dari 272 juta penduduk indonesia jumlah remaja ada 30%. Saat ini angka stunting nasional adalah 31%, sementara target tahun 2024 secara nasional adalah 14%, makanya BKKBN punya tugas besar mengurangi angka stunting tersebut,” urai Novrijal.
Kehadiran Tim pusat pencegahan stunting di Enrekang menurut Novrijal adalah untuk berbagi ilmu kepada masyarakat tentang beberapa pencegahan yang bisa di lakukan.
“Dalam program ini, kita akan lakukan beberapa pencegahan antara lain penyimpanan perilaku sesksual, bahaya narkoba, pornografi dan pengetahuan remaja kita terhadap HIV,” tutupnya.
Tim pusat BKKBN yang hadi diantaranya, Dr. dr. Brian Sriprahastuti, MPH (Tenaga ahli utama staf presiden RI), dr. RM Riyo Kristian Utomo, MH. Kes (Konsultan ahli program) dan dr. Victor Palimbong (Dir. Bina ketahanan remaja, BKKBN).(C)
Reporter : Armin