PAREPARE, PIJARNEWS.COM – Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2024 menyebutkan bahwa angka kemiskinan di Kota Parepare mencapai 7,94%, dari total populasi penduduk sekira 160.920 jiwa.
Mungkin salah satu penduduk miskin itu adalah lansia berusia 80 tahun. Dia adalah Mase tinggal di Lauleng, Kelurahan Bukit Harapan, Kecamatan Soreang, bersama suami dan cucunya. Ia menghabiskan waktunya duduk sendirian di pinggir jalan, berharap belas kasih dari pengguna jalan di bawah terik matahari dan polusi udara.
Dalam wawancara dengan tim Pijarnews.com pada Kamis (3/10/2024), Mase mengungkapkan bahwa ia tinggal bersama suaminya yang buta dan seorang cucu yang bekerja sebagai buruh pembuat batu bata. Meskipun ia menerima bantuan beras 10 kg dan uang PKH Rp 400.000 setiap tiga bulan, bantuan tersebut jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhannya.
Mase seharusnya menikmati masa tuanya, namun kondisi fisiknya yang tidak memungkinkan untuk berjalan memaksanya untuk turun ke jalan dan menanti belas kasih. Suaminya yang sudah lama tidak bekerja dan penghasilan cucunya yang minim tidak mencukupi untuk biaya hidup mereka.
Mase, yang menderita disabilitas, terpaksa duduk seharian di pinggir jalan poros, di sekitar Pertamina Jl. H. A. M Arsyad Watang Soreang. Kegiatan ini seolah menjadi satu-satunya cara untuk mendapatkan pemasukan demi kelangsungan hidup.
“Tak bisa jalan, nak. Naik ojek ke sini atau kadang sama cucu. Diangkat naik ojek, karena saya pernah jatuh dan patah kaki. Sudah dioperasi, tapi tak bisa jalan,” jelas Mase, sambil menunjuk kakinya dengan mata berkaca-kaca, berusaha tersenyum meski menyimpan kesedihan.
Ia biasa duduk di pinggir jalan dari pukul 08.00 hingga 10.00 atau 11.00 siang, lalu berpindah ke samping ATM di sekitar Pertamina hingga pukul 18.00. Seringkali, ia harus menahan lapar dan haus karena tidak mampu berjalan untuk membeli makanan atau minuman.
Di saat orang lain menghamburkan uang, Mase harus bersabar dan tabah menghadapi keadaan. Dengan senyum tipis, ia menyebutkan bahwa masih ada orang yang berbelas kasih, meski hanya memberi seribu atau lima ribu rupiah. Mase juga memiliki anak, tetapi mereka tinggal terpisah.
Sementara, Kepala Dinas Sosial Kota Parepare, Andi Erwin Pallawarukka, mengatakan bahwa Dinas Sosial akan menangani hal itu.
“Kami akan turun melakukan asesmen ke lokasi. Jika dia warga Parepare, tentu kami akan membantu. Namun, jika bukan, kami akan memulangkan mereka,” ujarnya saat dihubungi Pijarnews.com pada Jumat (04/10/2024).
Ia menambahkan bahwa Pendamping Rehabilitasi Sosial dari Dinas Sosial akan melakukan atensi terhadap kebutuhan keluarga Mase.
“Kami akan koordinasi dengan kelurahan setempat dan tim terkait. Jika ada bantuan dari kementerian sosial, kami akan lihat apakah Nenek Mase sudah terdata dan apa yang bisa kami bantu untuk keluarganya,” tutupnya. (*)
Reporter: Rizkyanti