PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Musyawarah Cabang (Muscab) I Forum Lingkar Pena (FLP) Parepare, dihadiri sejumlah pegiat literasi. Selain Ketua FLP Sulsel Fachruddin dan penggagar FLP Parepare Ahmad Kohawan, turut hadir tokoh literasi Parepare Tri Astoto dan Sahran.
Diminta memberi arahan kepada para anggota FLP, Tri Astoto berpesan agar para penulis muda FLP ‘mengatur nafas’ dalam menulis. Dia menyarankan agar setiap penulis punya spesialisasi tertentu. Misalnya khusus esai, puisi, opini, cerpen, dan sebagainya.
“Jangan terlalu serakah jadi penulis jika ingin bernafas panjang. Carilah spesifikasi. Dalam perjalanan anda dalam menulis, akan ketahuan minatnya dimana. Seperti saya, lebih senang menulis cerita pendek,” ujarnya.
Sementara Sahran menyebut penulis harus punya warna, sikap khas nan kritis, daya gebrak dan konsisten. Dirinya berharap lahir tulisan-tulisan tajam dari FLP. “Tidak ada masalah menulis hal-hal resisten. Yang penting jangan menghujat. Perang pemikiran melalui tulisan, itu halal,” jelas Sahran.
Dia menambahkan, tujuan menulis sejatinya agar bisa menginspirasi oranglain. Seorang penulis harus kuat-kuat membaca, demi memperkaya wawasan. Lalu merenung, dan mulailah menulis hal-hal yang menginspirasi dan mengubah.
“Nabi mengajarkannya lewat teladan. Beliau menyepi, kontemplasi lalu kemudian beraksi, menggebrak dan berhasil mengubah keadaan. Penulis juga harus mencontoh itu, menulislah sesuatu yang menginspirasi orang untuk bergerak,” tandasnya. (ris)