MASAMBA, PIJARNEWS.COM — Hormat-menghormati, hargai menghargai dalam bingkai keanekaragaman sudah lama final di bangsa ini. Sejak dari para pendiri bangsa, itu sudah diejawantahkan. Bahkan itu tercermin dan menyatu dalam satu tubuh Pancasila.
“Sejarah dibangunnya dasar negara ini, yakni Pancasila sudah disusun secara cerdas oleh para pendiri bangsa ini. Mereka menyatukan keanekaragaman itu dalam satu tubuh Pancasila, sehingga hormat menghormati, harga menghargai terhadap suku dan agama yang berbeda sudah lama final di bangsa ini,” tegas Calon Wakil Gubernur dari Partai Golkar, Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar saat tampil sebagai pembicara pada Dialog Terbuka di Warkop Teras Adira, Masamba Luwu Utara, Rabu malam, 9/8.
Dialog terbuka dengan tema “Toleransi untuk Harmonisasi Kebangsaan,” ini diprakarsai Pengurus DPD Partai Golkar Luwu Utara. Dialog ini disiarkan langsung Radio Adira FM. Pada acara ini hadir perwakilan tokoh agama, Ketua DPD II Partai Golkar Luwu Utara, Muhammad Fauzi, dan mantan Bupati Luwu Utara, Arifin Junaidi.
Aziz Qahhar menegaskan, sekiranya ulama-ulama pada saat itu menolak permintaan umat di luar Islam yang keberatan dengan Piagam Jakarta, maka mungkin NKRI belum terbangun dengan baik. Akan tetapi ulama-ulama sudah menerima dengan lapang dada hal tersebut, sehingga Piagam Jakarta kemudia diubah menjadi pancasila.
“Ini merupakan pengorbanan terbesar ummat muslim pada saat ini dan merupakan bentuk toleransi yang sesungguhnya,” tegas pasangan Ketua Harian DPP Golkar Nurdin Halid ini.
Oleh karena itu, lanjut Aziz Qahhar, tugas anak bangsa saat ini bukan memperdebatkan lagi esensi Pancasila. “Akan tetapi kita harus belajar memahami nilai-nilai yang terkandung dalam tubuh Pancasila agar tidak ada gesekan-gesekan dalam kehidupan berbangsa dan beragama,” tegas Aziz Qahhar pada diskusi yang dihadiri 300 ratusan orang ini. (adv/ris)