MAKASSAR, PIJARNEWS.COM– Kini Skadron Udara 5, Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin kembali diperkuat dengan penambahan Pesawat Canggih CN 235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA).
Salah satu pesawat canggih yang kini teregistrasi dengan nomor AI-2318 TNI AU tersebut merupakan alutsista baru buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) yang diberikan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Republik Indonesia dan diserah terimakan hari ini, Jumat (4/5) ke Lanud Sultan Hasanuddin.
Sebelumnya pada tahun 2012 lalu pesawat yang sama juga sudah ada di Skadron Udara 5 akan tetapi untuk sistem yang ada di dalam pesawat tidak secanggih sistem terbaru pada pesawat CN 235-220 MPA ini. Selain dua pesawat jenis CN 235-220 MPA ini, Skadron Udara 5 juga memiliki empat pesawat Boeing 737–200.
Senior Vice President (SVP) untuk Coorporate Planning dan Program Management PT DI, Iwan Krisnanto mengatakan dari materiel kontrak antara Kemenhan RI dan PT Dirgantara Indonesia (Persero), telah melaksanakan ferry flight dari fasilitas PT DI dan tiba dengan selamat di fasilitas Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar.
Menurutnya, Pesawat CN235-220 MPA sudah ditambah dengan berbagai sistem canggih untuk membantu Skadron Udara 5 melakukan tugasnya sebagai Intai strategis di wilayah maritim Indonesia. Mulai dari Pengawasan hingga pengamanan jalur lintas laut damai di seluruh Indonesia.
“Pesawat ini dapat digunakan untuk berbagai macam misi, seperti patroli perbatasan dan zona ekonomi eksklusif, pengawasan pencurian ikan dan pencemaran laut, pengawasan imigrasi dan perdagangan manusia, penyelundupan narkoba dan barang illegal, serta pencarian dan penyelamatan korban bencana, ” jelas Iwan Krisnanto di Lanud Sultan Hasanuddin, Jumat (4/5).
Lanjutnya, ia berharap dengan diserahkannya Pesawat CN235-220 MPA ke Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin, akan semakin memperlancar dan memudahkan pelaksanaan dan penyelesaian tugas TNI AU menjaga kekuatan matra udara Republik Indonesia.
Komandan Skadron Udara 5, Lanud Sultan Hasanuddin, Letkol Pnb Ilman Ambarita menerangkan , terkait pengawasan seperti pencurian ikan dan pencemaran laut, pengawasan imigrasi, perdagangan manusia, penyelundupan narkoba dan barang illegal tentu pihaknya butuh koordinasi dengan departemen lain.
” Jadi tidak bisa berdiri sendiri. Kalau kita dapat info dari satuan samping atau departemen lain, baru kita bisa kesana untuk terbang dan mengawasi,” terangnya.
Sedangkan, terkait penyelamatan pada korban bencana alam, pesawat CN 235-220 MPA tersebut hanya memuat 12 ornag karena fungsi utamanya melakukan pengawasan maritim. Letkol Pnb Ilman Ambarita menjelaskan, pihaknya tidak menyelamatkan langsung, tetapi dengan pesawat tersebut, jika terjadi bencana, seperti pada Tsunami Aceh beberapa waktu lalu, saat itu seluruhnya fokus pada Aceh. Akan tetapi orang tidak tau kalau yang menemukan kota Meulaboh juga terkena bencana dahsyat adalah Skadron Udara 5.
Dimana pada saat itu, Tim Skadron Udara 5 bersama Yusuf Kalla (JK) melakukan pemantauan udara hingga ke Kota Meulaboh. Tiga hari setelah Tsunami baru diketahui jika Meulaboh juga terkena dampak parah.
“Jadi saat itu, kita segera mengirim gambar dan kondisi terakhir,” ungkap Alumni AAU tahun 1999 ini.(mks)