MAKASSAR, PIJARNEWS.COM — Ketersediaan pupuk menjadi permasalahan klasik bagi petani di Sulsel dalam beberapa tahun terakhir. Memasuki musim tanam, kerap kali pupuk mendadak langka. Kalau pun ada, harganya melejit membuat petani menjerit. Para petani pun tidak tahu harus melapor kemana ihwal permasalahan pelik tersebut.
Mantan Manager KUD Garing, Asrullah, mengungkapkan ketersediaan pupuk sempat terjamin pada masa Nurdin Halid (NH) memimpin Puskud Hasanuddin pada medio 1990-an. Berbakal konsep pola satu atap dalam menyalurkan pupuk bersubsidi, kata dia, hampir-hampir tidak pernah terdengar kelangkaan pupuk.
Menurut Asrullah, pola satu atap ala NH sudah terbukti keampuhannya dan sepatutnya diimplementasikan agar petani tidak kian menjerit. Adapun perihal kompleksitas permasalahan petani pada masa kini, dia meyakini dapat dituntaskan melalui inovasi-inovasi atas pola satu atap distribusi pupuk bersubsidi.
“Pola satu atap ala NH pada era 1990 terbukti membuat ketersediaan pupuk terjamin dengan harga sesuai HET yang ditetapkan pemerintah. Hampir-hampir tak terdengar kelangkaan pupuk. Kalaupun ada dengan cepat bisa ditanggulangi oleh tim khusus yang dibentuk oleh pemerintah,” kata Asrullah, saat dihubungi Selasa, 31 Oktober.
Asrullah memaparkan melalui pola satu atap, para petani diberikan akses mendapatkan pupuk dengan harga terjangkau. Pola yang digagas NH itu diperkuat oleh tim khusus dari pemerintah yang bertugas mengawal dan mengawasi distribusi pupuk sampai tepat waktu dan tepat jumlah di tangan petani.
“Pola satu atap ini juga sangat transparan karena melibatkan seluruh komponen. Mulai dari pemerintah, produsen, penyalur pupuk hingga petani. Muaranya ya petani bisa memperoleh pupuk dengan jumlah dan harga yang merata di seluruh wilayah Sulsel,” jelas Asrullah yang juga dikenal sebagai pemerhati koperasi di Sulsel.
Dalam pengamatan Asrullah, terdapat empat keunggulan utama pola satu atap yang digagas NH. Di antaranya yakni semua komponen dalam distribusi pupuk mendapatkan peran dan fungsi sesuai kewenangan masing-masing. Tidak hanya itu, harga pupuk terjamin sesuai HET yang ditetapkan pemerintah berkat sistem subsidi silang angkutan pupuk.
Selanjutnya, Asrullah mengungkapkan pola satu atap juga memberikan jaminan pupuk bersubsidi sampai di tangan petani dengan tepat waktu dan tepat jumlah. Dari aspek pengawasan, sambung dia, akan lebih efektif karena melibatkan seluruh komponen pemerintah, mulai dari tingkat provinsi hingga desa.
Asrullah optimistis bila pola satu atap kembali dihidupkan dengan dipadukan berbagai konsep baru NH, maka sektor pertanian Sulsel akan lebih berkibar. Toh, NH bersama Aziz Qahhar Mudzakkar dalam beberapa kesempatan telah memberikan garansi bila terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel siap mengucurkan kredit kesejahteraan petani tanpa bunga. (adv)