MAJENE, PIJARNEWS.COM — Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut, produktivitas gempa wilayah Majene dan Mamuju berangsur rendah. Sejak gempa pembuka (14/1/2021), jumlah gempa di wilayah itu tercatat 42 kali dengan gempa yang paling dirasakan sebanyak 6 kali.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Pusat, Daryono melalui akun facebooknya menjelaskan, update gempa Majene-Mamuju hingga Kamis (21/1/2021) pukul 08.00 WITA masih bertahan dengan jumlah gempa susulan 32 kali pasca gempa utama Magnitudo 6,2 pada 15 Januari 2021.
“Rendahnya produktivitas gempa susulan ini akan menjadi sinyal baik untuk kemudian stabil dan aman kembali,” tulis Daryono, Kamis (21/1/2021).
Berdasarkan grafik frekuensi kejadian gempa bumi Majene-Mamuju 14 hingga 21 Januari pukul 08.00 WITA, frekuensi gempa rata-rata berada dikisaran 1 sampai 2 kali dalam interval waktu 3 jam.
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Sulselbar yang juga merupakan Dosen Teknik Geologi Universitas Hasanuddin, Musri Mawaleda menjelaskan, gempa yang terjadi di Sulbar termasuk gempa tektonik. Pengalaman di berbagai belahan dunia dalam sejarah gempa, jika sudah terjadi gempa besar dan mulai menurun. Meski frekuensi gempa dekat, tetapi getarannya akan semakin kecil.