CALIFORNIA, PIJARNEWS.COM — University of California, Riverside, bekerja sama dengan California State University, San Bernardino, Los Angeles, menyelenggarakan “International Women in Higher Education Summit” pada tanggal 4-8 Juni 2018. Acara yang berlangsung di kampus UC Riverside dan CSUSB Yasuda Center, diikuti oleh 20 perempuan dari dunia akademik yang menjabat sebagai pimpinan universitas, baik rektor maupun wakil rektor.
Para peserta berasal dari negara berkembang dan negara-negara yang sedang bertransisi pasca konflik, di Asia, Afrika dan Timur Tengah.
Pertemuan tingkat tinggi (summit) ini bertujuan untuk berbagi kapasitas dan pengalaman para perempuan dalam mengelola universitas. Pertemuan juga turut membahas bagaimana perempuan sebagai pemimpin di perguruan tinggi bisa berperan optimal menjadi mediator atau menjadi penjaga perdamaian di negara masing-masing.
Rektor Unhas, Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu, turut berbagi pengalaman bagaimana dirinya memimpin universitas terbesar di Kawasan Timur Indonesia, yang memiliki 32 ribu mahasiswa, dan hampir 4.000 dosen dan pegawai.
Hadirnya Dwia di forum ini adalah berkat undangan dari University of California. Dengan dukungan dari Ford Foundation melalui program “Women and University Leadership in Post-Conflict and Transitional Societies”, University of California melakukan riset dan menemukan Dwia sebagai perempuan yang menduduki jabatan tertinggi di salah satu kampus terbesar di Indonesia. Dwia memiliki kepakaran dalam bidang sosiologi dengan konsentrasi resolusi konflik dianggap merupakan sosok yang dapat membagikan banyak informasi dan pengalaman kepada peserta lain.
Beberapa nasa sumber lain pada forum ini adalah tokoh penting gerakan perempuan di Amerika Serikat. Misalnya, Ambassador Melanne Verveer, Direktur Institute for Women, Peace, and Security. Juga ada Dr. Kathleen Keuhnast, Direktur Gender, Policy and Strategy, United States Institute of Peace.
*Membangun Kemitraan dan WCU*
Selain tema utama tersebut, pada forum ini juga dilakukan workshop untuk memperoleh strategi-strategi bagi peningkatan status dan ranking perguruan tinggi dalam kerangka World Class University (WCU). Melalui pertemuan ini dapat terbangun networking antara perempuan yang menjadi pemimpin di perguruan tinggi dari berbagai negara, dimana hal ini dapat bermanfaat untuk hubungan jangka panjang sebagai mitra dalam mencari solusi bagi persoalan-persoalan yang dihadapi, baik di tingkat universitas maupun di tingkat bangsa dan negara masing-masing.
Rektor Dwia mengatakan bahwa nilai penting lain yang menjadi konteks pertemuan kali ini adalah latar belakang peserta yang berasal dari negara-negara pasca konflik.
“Latar belakang ini menginspirasi kami untuk kerja sama program aksi dalam menjaga keharmonisan dan perdamaian dalam kehidupan berbangsa dan masyrakat global menjadi salah satu tujuan. Saya secara khusus menyoroti isu radikalisme dan gerakan ekstremisme yang kini sedang menjadi perhatian di Indonesia. Ini adalah tantangan bagi Indonesia bagaimana menjaga kedaulatan dan persatuan,” kata Dwia.
Unhas saat ini semakin gencar melakukan perluasan kemitraan dengan berbagai perguruan tinggi kelas dunia. Tujuannya agar semakin banyak kelas kerja sama internasional yang dibangun sehingga mahasiswa kelas internasional bisa kuliah 1 atau 2 semester di universitas mitra internasional. Selain mengembangkan kolaborasi riset internasional, ataupun menarik minat mhaswa asing kuliah di Unhas.
Pertemuan selama lima hari dilakukan di salah satu kampus University of California, yakni Riverside, yang terletak sekitar 90 km dari Los Angeles, Amerika Serikat. University of California yang telah berusia 150 tahun memiliki 10 kampus selain Riverside, antara lain Los Angeles (UCLA), Irvine, Barkeley, San Diego dan lain-lain. Dalam satu kesempatan, Dwia sempat bertemu dr. Taruna Ikrar Ph.D, salah seorang alumni Unhas yang dikenal sebagai peneliti dan ahli stemcell dan kini tercatat sebagai peneliti di University California Irvine. (*)
Editor: Dian Muhtadiah Hamna