PAREPARE, PIJARNEWS. COM — Program unggulan Faisal Andi Sapada- Asriady Samad (FAS) khususnya di bidang pendidikan, menarik untuk dikaji. Bagaimana konsep FAS menangani mahalnya seragam siswa baru, masih maraknya pungli, angkutan sekolah yang semrawut, hingga minimnya penyaluran beasiswa bagi siswa dan mahasiswa berprestasi?
FAS sendiri memprogramkan pembagian seragam sekolah lengkap dan gratis bagi seluruh siswa baru. Selama ini, orang tua kerap terbebani dengan “uang seragam” yang jumlahnya bisa sampai Rp1 juta per siswa.
“Seragam lengkap dengan kualitas yang baik, Pemkot yang tanggung,” tegas FAS.
Begitu pula dengan angkot, konsep yang ia gagas sejak dulu itu akan disempurnakan kembali. Pengaturan rute yang mengakomodasi semua sekolah hingga daerah atas, penambahan armada, dan peningkatan pendapatan bagi supir angkot yang disewa Pemkot.
“Tidak hanya gratis pulang pergi sekolah, bahkan jika ada les, pelajaran tambahan, atau kegiatan ekstrakurikuler di sekolah juga bisa. Konsepnya sudah lengkap,” urainya.
FAS juga mendata sedikitnya belasan jenis pungli yang kerap terjadi di lingkungan sekolah.
Salah satu yang paling marak adalah “uang masuk”. FAS berkomitmen bekerja sama dengan Tim Saber Pungli untuk memperkuat pengawasan di sekolah. Serta menyiapkan sanksi tegas bagi oknum ASN yang kedapatan melakukan pungutan liar.
Dirinya juga menjamin, peningkatan alokasi anggaran APBD untuk beasiswa yang selama ini jumlahnya amat minim. Baik itu bantuan penyelesaian studi untuk mahasiswa, maupun beasiswa melanjutkan studi bagi ASN berprestasi.
Pengamat Pendidikan, Drs Jamaluddin, M.Pd mengungkapkan program pendidikan dari FAS bakal meringankan beban orang tua siswa secara signifikan. Dirinya pun tidak ragu menyatakan dukungannya untuk FAS agar melaksanakan program tersebut.
“Semua yang disentuh, adalah titik dimana pos pengeluaran orangtua siswa itu besar. Masalah seragam, angkot, beasiswa dan pungutan lainnya, jika bisa diselesaikan oleh pemerintah, pasti sangat membantu orangtua siswa,” jelas mantan Ketua PGRI itu. (*)
Editor: Dian Muhtadiah Hamna