
“Hal ini juga akan meningkatkan produktivitas masyarakat. Connectivity antar Kota Makassar dengan Kabupaten Gowa dan sekitarnya, akan menumbuhkan produktivitas masyarakat dan juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” sebutnya.
Teknologi konstruksi yang digunakan pada proyek ini tergolong baru. WIKA Beton sebagai kontraktor utama proyek memilih metode span by span dengan launching gantry untuk
proses pemasangan balok jembatan serta beam bracing sebagai metode kerja pier.
WIKA sendiri memiliki pengalaman pada proyek Semanggi. Penggunaan metode ini sangat efektif dan dapat menekan risiko gangguan lalu lintas yang muncul saat proses pengerjaan proyek berlangsung. Proyek Jalan Tol Layang pertama di Kota Makassar ini diperkirakan dapat diselesaikan pada tahun 2020 ini.
Meski di tengah pandemi Covid-19, pengerjaan Proyek Jalan Tol Layang AP Pettarani ini terus dilakukan dengan tetap mematuhi standar Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja (SMK3) serta protokol pencegahan Covid-19 yang diterapkan secara disiplin dan ketat.
Sejumlah prosedur pencegahan dan penanganan Covid-19 telah dibuat, diterapkan di seluruh unit kerjanya sejak akhir Februari 2020 dan terus diperbarui seiring dengan perkembangan data kasus di Indonesia.
Direktur Utama PT Bosowa Marga Nusantara (BMN), Anwar Toha, mengungkapkan, sebagai kontribusi dalam memberikan solusi untuk mengurai kepadatan kendaraan di Kota Makassar, manajemen perusahaan bersama dengan WIKA Beton, Nippon Koei Co., Ltd. dalam operasi bersama PT Indokoei International dan PT Cipta Strada selaku Konsultan Supervisi serta PT Virama Karya selaku Konsultan Pengendali Mutu Independen, terus berkoordinasi untuk dapat memberikan pelayanan terbaik dalam menyelesaikan pembangunan ini.
“Salah satunya dengan pengaplikasian metode yang menggunakan teknologi konstruksi terbaru untuk kelancaran proyek,” ungkapnya.
Ia mengharapkan melalui tahapan ini, pengerjaan proyek dapat segera selesai, sehingga masyarakat Makassar dapat merasakan manfaat dari jalan tol layang ini.
Sementara itu, Direktur Utama WIKA Beton, Hadian Pramudita, dalam sambutannya menyampaikan, WIKA Beton bekerja secara maksimal menyelesaikan Proyek Jalan Tol
Layang AP Pettarani ini dengan jaminan biaya, waktu dan mutu kualitas terbaik.
“Ini dengan tetap menjalankan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan kerja kami,” paparnya.
Tol Layang AP Pettarani dengan panjang 4,3 km dibangun di atas jalan nasional AP Pettarani tanpa adanya pembebasan lahan. Pembangunan proyek ini terbagi atas 74 span pada Main Line, 9 span pada Ramp On dan 7 span pada Ramp Off dengan jumlah box girder sebanyak 3.044 melibatkan tidak kurang dari 1.000 pekerja pada pekerjaan kontruksi di proyek. Selain itu, kurang lebih 300 orang pada produksi box girder di Pabrik Produk Beton milik WIKA Beton
yang berlokasi di KIMA 20 Makassar.
“Kami harap proyek prestisius di wilayah Timur Indonesia ini bisa selesai tepat waktu dengan hasil yang memuaskan. Proyek ini merupakan salah satu bentuk kontribusi WIKA Beton dalam
pemerataan pembangunan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera, khususnya di wilayah Indonesia Timur,” lanjut Hadian.
Diketahui, sejak April 2018, Manajemen PT Bosowa Marga Nusantara (BMN) bersama dengan PT Wijaya Karya Beton, Tbk (WIKA Beton) selaku Kontraktor Utama dan Nippon Koei Co., Ltd. dalam operasi bersama PT. Indokoei International dan PT. Cipta Strada selaku Konsultan Supervisi serta PT. Virama Karya selaku Konsultan Pengendali Mutu Independen, fokus pada pembangunan Jalan Tol Layang AP Pettarani ini sebagai salah satu solusi untuk mengurai kepadatan lalu lintas Kota Makassar.
PT MUN yang merupakan bisnis unit strategis dari PT Nusantara Infrastructure Tbk (NI), yang bergerak dalam sektor pengelolaan dan pengembangan jalan tol. MUN melalui anak usahanya PT Bosowa Marga Nusantara (BMN) turut berpartisipasi dalam pengembangan konektivitas daerah Sulawesi Selatan, khususnya Makassar.
PT BMN merupakan operator jalan tol sepanjang 5,95 km yang menghubungkan Pelabuhan Soekarno-Hatta dengan Jalan AP Pettarani (flyover Urip Sumoharjo) di Makassar. Jalan Tol BMN juga terhubung dengan Jalan Tol Seksi IV (JTSE) sepanjang 11,57 km yang membentuk jalur utama dalam Kota Makassar. (rls)