PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Malang nian nasib Hakim (72), warga Jalan Pendidikan, Kelurahan Bukit Harapan, Kecamatan Soreang, Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Meski sudah puluhan tahun tinggal di gubuk reyot di Kota Parepare, namun hingga kini ia mengaku tak pernah tersentuh bantuan pemerintah. Benarkah?
Hakim yang telah berusia senja tinggal di sebuah gubuk reyot berukuran 2×3 meter. Itu pun hanya menumpang di atas lahan milik warga. Rumah Kakek Hakim ini beralaskan papan seadanya serta dinding gamacca –anyaman bambu– bekas pembuangan bongkaran rumah.
Kakek Hakim yang akrab disapa Haking ini tinggal digubuk seorang diri. Ia tidak memilki pekerjaan tetap. Terlebih lagi usianya sudah usur, sehingga tak mampu lagi bekerja. Selama ini, ia hanya bisa berharap bantuan dermawan untuk bisa menyambung hidup.
Haking yang ditemui PIJARNEWS mengungkapkan, sudah 30 tahun tinggal sendiri di gubuk, tanpa kasur, dan tanpa lampu. “Ya disyukuir saja apa yang ada, meskipun saya menumpang di sini,” kata Haking saat ditemui PIJARNEWS, Sabtu (2/2/2019).
Haking berkisah, dulu ia merantau ke Kalimantan dan bekerja di sebuah perusahaan. Namun setelah diputus kontrak, Haking menjadi pengangguran hingga saat ini.
Menurut pengakuannya, Haking memiliki keluarga di Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah. Ia mengaku ingin sekali kembali ke kampung halaman dan berkumpul dengan kerabat di sana.
“Tapi tidak tahu, mau dapat uang dari mana untuk pulang ke sana. Saya juga sudah tidak tahu apakah mereka masih ada atau telah meninggal dunia,” ujar Haking.
Ironisnya, sejak tinggal dan menjadi warga Kota Parepare, Haking mengaku belum pernah sekalipun mendapatkan bantuan dari pemerintah.
“Jangankan seliter, sebiji beras pun tidak pernah dapat dari pemerintah. Begitu pula bantuan lain. Saya juga tidak pernah terima,” katanya sambil memperlihatkan KTP berdomisili Parepare.
Kini untuk makan sehari-hari, Haking mengaku hanya berharap belas kasih warga di sekitar tempat tinggalnya. Karena dia sudah tak kuat lagi bekerja.
“Tadi juga ada pelajar yang membawakan saya nasi bungkus dan air botol,” terang Haking sambil berharap pemerintah dan para dermawan bisa memberikan bantuan untuk kebutuhan sehari-harinya.
Hingga berita ini diterbitkan, PIJARNEWS berupaya mengkonfirmasi pemerintah setempat mengenai apakah benar Kakek Haking tak pernah diberi bantuan. Padahal, kondisi tempat tinggalnya sangat memprihatinkan. (*)
Reporter : Amiruddin
Editor : Alfiansyah Anwar