MAKASSAR, PIJARNEWS.COM – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Ketahanan dan Kedaulatan Pangan Gerakan Gemar Menanam Pisang (G2MP).
Rakor berlangsung Baruga Karaeng Pattingalloang, Jalan Sungai Tangka, Kelurahan Sawerigading, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Kamis (28/9/2023) malam.
Hadir Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin, Wakil Ketua DPRD Sulsel Syahruddin Alrif, CEO Great Giant Foods (GGF) Tommy Wattimena Widjaja yang hadir sebagai narasumber serta para perwakilan kepala daerah kabupaten/kota se-Sulsel.
Bahtiar Baharuddin mengatakan, ini adalah forum untuk mengorganisir dan menggerakkan untuk membuat gerakan salah satu komoditi unggulan Sulsel yaitu budidaya pisang.
“Mengembangkan budidaya ini tentu caranya harus ada. Pertama ilmunya harus ada, juga sumberdaya pemerintahan baik Pemda maupun DPRD kabupaten/kota dan provinsi, semua didorong untuk mengalokasikan APBD,” ujarnya.
“Perbankan, relawan-relawan, voulenter masyarakat, gerakan sukarelawan, perusahaan-perusahaan dan yang paling penting juga lahannya dari PTPN. PTPN juga harus membuka diri, dari situ lahan-lahan terlantar ini kita ubah jadi lahan-lahan produktif. Jadi, sekali mendayung bukan 1-2 pulau terlampaui, 7-10 pulau. Lahan terlantar kita selesaikan, kemiskinan, tanah jadi produktif, anak-anak remaja bisa jadi petani di desa,” sambungnya.
Sementara, Tommy Wattimena Widjaja mengatakan, untuk pengembangan kualitas pisang di Sulsel dirinya akan membantu membimbing para petani.
“Kita ajarkan menanamnya supaya kualitas semakin baik, dan harapannya konsumsi baik dari masyarakat, produsen dan petani meningkat,” ujarnya.
“Kami sudah melakukan pendataan lahan di semua kabupaten/kota. Alhamdulillah responsnya sangat baik sekali, jadi harapan kami tentu akan menyesuaikan dengan jumlah bibit yang ada dengan ketersediaan lahan yang ada di kabupaten/kota,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura & Perkebunan Pemprov Sulsel Imran Jausi kepada wartawan.
“Kami berharap gerakan ini bisa terpenuhi semua di kabupaten/kota, tidak ada lagi yang tidak mengikuti gerakan ini. Kedua, yang penting adalah sudah ada kesediaan dari GGF untuk melakukan pendampingan, jadi kami mempersiapkan tenaga-tenaga untuk magang dalam pola TOT (Training of Trainer). Penyuluh kita kurang lebih 2.000 orang harus siap mendampingi setiap scope yang ada dan ini komitmen yang sudah dibangun dengan GGF yang membantu dalam hal pendampingan,” lanjutnya.
Dia mengungkapkan, untuk kesiapan dirinya sudah menyiapkan bibit yang sesuai dengan kesediaan anggaran kurang lebih Rp 30 miliar. “Ini semua kita akan maksimalkan, ini jangka pendek sambil mempersiapkan jaringan dan laboratorium. Ketika laboratorium sudah siap, kita akan produksi sendiri. Tidak perlu lagi membeli jauh-jauh, bahkan nanti kita bisa jualan menggunakan SDM yang ada,” bebernya.
“Ini adalah upaya kita mencari cara mengatasi soal kemiskinan di Sulsel dan mengatasi ketahanan pangan,” tambah Bahtiar Baharuddin. (*)
Reporter : Wahyuddin