PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Berdasarkan data yang diungkap Kepala Pusat Rehabilitasi BNN Baddoka tahun 2018 menunjukkan bahwa 70-80 % pengedar dan pemakai narkoba berasal dari tiga daerah di Kawasan Ajattapareng yakni Kabupaten Sidrap, Pinrang dan Kota Parepare.
Faktor utamanya, karena mereka (pengedar dan pemakai, red) narkoba tidak merasakan apa yang disebut home is my home, artinya bahwa mereka tidak merasakan kenyamanan di rumah melainkan mereka hanya mendapatkan home is my house, bahwa mereka mendapatkan fasilitas yang lengkap tapi tidak membuat mereka merasa senang berada di rumah.
Demikian juga dengan data dari Kementerian pemberdayaan perempuan dan anak bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional tahun 2016 melalui Survey Kekerasan terhadap Anak (SKtA) menunjukkan bahwa kekerasan fisik di dalam keluarga dilakukan baik oleh ayah maupun ibu, dimana resiko ibu melakukan kekerasan pada anak khususnya perempuan lebih tinggi dibandingkan ayah.
Sejalan dengan data tersebut, Komisi Perlindungan Anak Indonesia juga menyebutkan bahwa 91 persen kekerasan terhadap anak terjadi di lingkungan keluarga.
Hal tersebut menjadi alasan bagi Dharma Wanita Kemenag Sidrap bekerjasama dengan Yayasan Taman Semesta merasa terpanggil untuk menjawab permasalahan apa yang menjadi realitas sosial masa kini khususnya di kabupaten Sidrap.
“Kami ingin menjadi bagian dari solusi agar dari keluarga kita lahir anak yang sehat baik secara fisik, emosional maupun spiritual. Keluarga seharusnya menjadi tempat bernaung yang paling aman bagi anak-anak kita. Khususnya bagi perempuan atau ibu, al ummumadrasatulula, ibu adalah sekolah (guru) pertama bagi anak-anaknya. Olehnya itu, dibutuhkan tindakan nyata dalam usaha mencegah kekerasan pada anak di lingkungan keluarga melalui program “Perempuanta’,” jelas ketua panitia pelaksana, Aqidah Irman yang juga merupakan Ibu Dharma Wanita Persatuan Kementerian Agama kabupaten Sidrap.
Program ‘Perempuanta’ akan menjadi wadah bagi orangtua khususnya yang ada di Kecamatan Maritengngae untuk berbagi bersama terkait pengetahuan pengasuhan anak yang mengedepankan pendisiplinan secara positif.
Program Perempuanta’ yang juga diinisiasi oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) tentu meneguhkan posisi perguruan tinggi bukan hanya sebagai sumber pengetahuan akan tetapi juga mampu menerapkan pengetahuan tersebut di tengah-tengah masyarakat. Sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat.
Program pengabdian kepada masyarakat ini secara resmi dilaunching oleh Rektor IAIN Parepare sekaligus menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) antara IAIN Parepare dengan Kementerian Agama kabupaten Sidrap yang disaksikan oleh Wakil Rektor III IAIN Parepare Dr. Muhammad Saleh, M. Ag, Kepala LP2M IAIN Parepare Drs. Muhammad Djunaidi, M. Ag, Sekretaris Kecamatan Maritenggae, dan KUA, Selasa (05/03).
“Kegiatan ini tentu akan memberi manfaat buat orangtua agar mendidik anak tidak menggunakan kekerasan, pola-pola pengasuhan lama yang tidak lagi cocok dengan era milenial,” ujar Rektor IAIN Parepare, Dr. Ahmad Sultra Rustan, M. Si.
Sementara Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sidrap merespon baik kerjasama ini.
“Selain program pengabdian masyarakat, Kabupaten Sidrap membutuhkan program pendidikan khususnya peningkatan keterampilan mengajar guru di madrasah. Semoga ke depan kita bisa memperkuat kerjasama inidi beberapa bentuk kegiatan,” harap Kepala Kementerian Agama kabupaten Sidrap, H. Irman Baharuddin, S. Ag, M.Si.
Selain Launching Program Perempuanta’, juga dilaksanakan seminar Solusi Mendidik Anak Tanpa Kekerasan di Era Milenial. Seminar ini merupakan awal dari pendampingan yang akan dilaksanakan di desa/kelurahan. Hadir narasumber dari tim Yayasan Taman Semesta yang berkompoten dalam bidang psikologi keluarga dengan menggunakan modul yang telah diterbitkan sendiri.
Kegiatan berlangsung di Aula Kantor Kemenag Kabupaten Sidrap hadir sebanyak 50 perserta terdiri dari perwakilan dari desa/kelurahan se-Kecamatan Maritengngae, Dharma Wanita Kemenag Sidrap, Perwakilan BKPRMI, dan TK Terpadu yang ada di Kecamatan Maritengngae.
Marwah salah seorang peserta mengaku bersyukur dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
“Ternyata selama ini cara saya mendidik berbau kekerasan karena biar berkata ‘jangan’. Pertemuan ini sangat baik bagi kami,” ucap Marwah usai seminar.
Selain di Kecamatan Maritengngae, ke depan program ini akan didorong terlaksana di semua kecamatan se-kabupaten Sidrap melalui koordinasi di tingkat Kecamatan dan Kantor Urusan Agama se Kabupaten Sidrap. (rls/alf)