Ibu Ani Yudhoyono saat didampingi suaminya, Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono di National University Hospital (NUH), Singapura.
JAKARTA, PIJARNEWS.COM–Istri Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ani Yudhoyono, meninggal dunia di National University Hospital (NUH), Singapura, Sabtu, 1 Juni 2019.
Sebelumnya, kondisi Ani Yudhoyono memang terus memburuk dalam beberapa bulan terakhir karena penyakit kanker darah. Ia sempat menjalani pengobatan selama kurang lebih tiga bulan di rumah sakit tersebut.
Sebelum mengidap penyakit kanker darah, Ani rupanya sudah pernah dirawat di rumah sakit karena beberapa penyakit. Terutama saat ia mendampingi SBY selama menjadi Presiden RI.
Selama 10 tahun menjadi Ibu Negara, Ani Yudhoyono cukup sering menemani SBY kunjungan ke daerah-daerah. Padatnya jadwal kunjungan cukup menguras tenaganya, sehingga Ani juga merasakan kelelahan.
Dalam buku biografi “Ani Yudhoyono: 10 Tahun Perjalanan Hati” karya Alberthiene Endah, di halaman 294, ada satu bagian yang mengungkapkan sedikit tentang kondisi kesehatannya.
“Sebelum jadi ibu negara, saya tak pernah diopname. Kalau sakit lebih banyak berobat jalan. Tapi ketika menjadi Ibu Negara, saya sempat empat kali diopname. Dua di antaranya cukup parah karena harus menjalani operasi,” tulisnya.
Ani bercerita pertama kali masuk rumah sakit pada Januari 2005 setelah menjadi Ibu Negara. Jadwal mendampingi SBY yang cukup padat, apalagi saat itu tengah ada gelombang bencana alam di Nias, Nabire, dan Aceh, cukup menguji kekuatan fisiknya.
Saat itu, ia mengalami masuk angin dan diare yang cukup parah. Ia harus dirawat tiga hari di RSPAD Gatot Subroto. Beberapa hari kemudian, kondisinya berangsur pulih dan tetap menjaga kesehatan sesuai arahan dari dokter kepresidenan.
Pada tahun 2011, Ani juga sempat mengidap demam thypoid (tifus). Karena harus menjalani pemulihan, Ani kembali tak bisa mendampingi SBY, yang saat ini masih menjabat sebagai presiden, untuk kunjungan ke daerah-daerah.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya Februari 2012, Ani kembali mengeluh sakit. Kala itu, ia merasa sakit di bagian perut. Tim medis dari RS PMI Bogor kemudian datang ke Istana Bogor dan memeriksa kondisi Ani dengan alat USG.
Setelah diperiksa, ternyata ditemukan batu di kantung empedu Ani. Ia lalu menjalani operasi pengangkatan batu empedu di RSPAD Gatot Subroto pada 16 Maret 2012.
Selain batu empedu, di tahun yang sama Ani Yudhoyono juga menjalani operasi saraf di Allegheny General Hospital, Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat. Operasi ini dilakukan untuk menyembuhkan bahunya kaku (frozen shoulder) dan cukup menyiksanya.
Dan di tahun 2019 ini, Ani Yudhoyono berjuang melawan kanker darah semenjak divonis dokter pada Februari lalu. Tak lama setelah Ani Yudhoyono divonis kanker darah, SBY dalam sebuah video meminta doa dari para sahabat maupun masyarakat Indonesia terhadap kesehatan istrinya.
“Agar Ibu Ani dapat kembali menjalankan kegiatan sehari-harinya di Tanah Air,” ungkap SBY.
Pada pertengahan Mei lalu, Ani mulai bisa menghirup udara segar di ruang isolasi. Selama perawatan intensif, Ani memang dirawat di ruang isolasi dan tak bisa dikunjungi sembarangan orang. Saat itu, Ani sambil mengenakan masker ditemani oleh SBY berjalan-jalan di halaman rumah sakit. SBY nampak setia mendampingi Ani, juga ikut mendorong kursi roda mengelilingi taman.
“Terima kasih ya Allah, semoga kesehatanku semakin pulih. Mohon doa teman-teman semua,” tulis Ani dalam akun Instagramnnya.
Dokter yang ditunjuk kepresidenan melakukan pendampingan kepada Ani Yudhoyono mengatakan Ani sempat mengalami gagal napas dan memakai alat bantu pernapasan untuk membantu pernapasannya. Kondisi Ani juga disebut sempat membaik namun tiba-tiba menurun.
“Kondisinya (terakhir) dalam kondisi tidak sadar, karena beliau mengalami gagal napas, sehingga beliau memakai respirator, sehingga mau nggak mau harus ditidurkan beliau,” ujar dr. Terawan Agus Putranto di National University Hospital (NUH).
“Kesehatan terakhir kemarin membaik, namun tiba-tiba beliau mengalami kemunduran,” imbuhnya.
Jenazah Ibu Ani akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
“Bakda zuhur jenazah akan diberangkatkan ke tempat peristirahatan terakhir di Taman Makam Pahlawan Kalibata,” kata Mantan Menko Perekonomian Hatta Radjasa di NUH Singapura. Hatta menyampaikan pernyataan pers mewakili pihak keluarga.
Hatta mengatakan jenazah akan disemayamkan terlebih dahulu di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura. Setelah itu, jenazah akan diterbangkan ke Indonesia besok pagi.
“Insya Allah besok hari pukul 7 pagi waktu Singapura jenazah akan diberangkatkan menuju ke tanah air,” ujar dia.
Kini, Ani Yudhoyono telah kembali ke pangkuan Allah SWT. Selamat jalan, Memo. (*)
Sumber: kumparannews dan detik.com
Editor: Dian Muhtadiah Hamna