Heri, anak kelima dari Ina yang tangan kiri hingga leher bagian belakangnya terbakar api
PAREPARE, PIJARNEWS.COM –– Kejadiannya empat hari lalu, tepatnya pada Sabtu, 24 Agustus 2019 sekira pukul 03.15 dini hari di Jalan Kelapa Gading, depan Yayasan Pondok Pesantren Hafidziyah. Ina bersama lima anak dan lima cucunya sedang tertidur pulas kala itu.
Bau asap tebal dari rumahnya yang terbakar dan hawa panas si Jago Merah, sontak membuatnya terbangun dan bergegas membangunkan anak-anak dan cucunya untuk segera menyelamatkan diri.
Dari penuturan Ina, penyebab kebakaran yang membuat rumahnya rata dengan tanah itu, tidak ia ketahui. Dugaan obat nyamuk yang dijadikan kambing hitam pun, juga tak bisa ia pastikan. Sebab saat ia terbangun, api sementara melahap atap rumah bagian sudut kanan hingga dinding bagian atas.
Ia bersama anak-anaknya sempat berusaha memadamkan api dengan alat seadanya, namun usaha tersebut tidak menghambat api melahap habis rumah panggung yang terbuat dari kayu itu, hingga rata dengan tanah.
“Tidak banyak yang bisa kami selamatkan Nak. Pakaian, perlengkapan rumah, surat penting semua habis terbakar. Yang saya syukuri karena baik-baik jiki semua (tidak ada korban jiwa, red),” tuturnya.
Menurut Ina, jika obat nyamuk penyebabnya, harusnya api dari bawah naik ke atas, tetapi dia melihat pertama waktu bangun, api sudah besar dari atas. “Kita juga tidak bisa bilang korsleting listrik, karena kita juga tidak lihat, Nak,” katanya kepada Pijarnews, Rabu, 28 Agustus 2019.
Saat kejadian, tak banyak yang bisa ia perbuat atau bahkan berpikiran untuk menyelamatkan harta benda. Harta yang tersisa kini, selain pakaian yang melekat dibadannya, masih untung sepeda motor matic yang biasa ia gunakan membeli bahan untuk berjualan gorengan sebagai tumpuan ekonomi keluarga, masih sempat terselamatkan.
” Untung nak, itu Agung ( sambil menunjuk anak laki-laki pertamanya) sempat dorong cepat motor dari bawah rumah. Seandainya tidak, habis semua, Nak. Bahkan itu Heri (anak laki-laki bungsu) karena lambat keluar dari rumah, tangan kirinya hingga leher bagian belakang terbakar api,” urainya.
Pemadam kebakaran yang selalu menjadi penyelamat saat terjadi kebakaranpun, tak bisa berbuat banyak. Dari penuturan Ina, sudah hampir 80 persen rumahnya habis terbakar baru pemadam tiba.
“Tidak bisa juga kita salahkan pemadam, Nak. Wajar kalau terlambat, karena kita saja yang di dalam rumah hampir terbakar.Yang jelas mereka datang,”‘ kata Ina.
Untungnya, masih ada beberapa orang dermawan dan komunitas yang menyambangi Ina dan keluarga. Sembari memberikan dukungan moril juga memberikan bantuan berupa bahan pokok.
Untuk sementara, pemilik perumahan di sekitar rumahnya berbaik hati mengizinkan untuk menempati salah satu rumah sembari Ina dan anak-anaknya membersihkan s puing rumahnya.
Ia juga berharap ada perhatian dari pemerintah Kota Parepare untuk membantu meringankan beban yang sedang ia alami. (*)
Reporter: Mulyadi Ma’ruf
Editor: Dian Muhtadiah Hamna