PINRANG, PIJARNEWS.COM — Sejak Pandemi Covid-19 melanda, Usman (50), petani di Pinrang, memilih tinggal di kebun untuk mengembangkan tanaman lombok, di dekat perbatasan Pinrang, Sidrap dan Enrekang.
Tempat tinggal Usman jauh dari kata layak. Rumah buatannya itu dibuat seadanya dari kayu, sementara atapnya dan dindingnya dibuat dari daun pohon aren yang dilapisi karung dan terpal.
Usman optimis bisa memenuhi kebutuhan pangan keluarga selama pandemi. Namun, sejak pemberlakuan new normal tidak membuatnya berhenti bertani dan tinggal di kebun dan fokus bertani.
Ia mengaku, menjadi petani, salah satu ikhtiar dalam mendukung ketahanan pangan di Sulawesi Selatan.
“Kita mesti kembali ke alam dan mengelola alam dengan sebaik-baiknya,” katanya.
Ayah dari tujuh anak itu mengaku, sering tinggal di tengah hutan saat merantau di Kalimantan. Usman sudah terbiasa tinggal di kebun.
“Saya fokus bertani dan tidak terganggu dengan konflik-konflik sosial di kota,” katanya.
Lahan yang digarap merupakan lahan milik perusahaan kelapa sawit seluas 50 x 30 meter. Di lahan itu, Usman menanam cabai dan beberapa jenis tanaman sayuran yang siap konsumsi. (*)
Reporter : Sucipto Al-Muhaimin