OPINI — Di tengah masyarakat saat ini, gosip merupakan hal yang kerap dianggap lumrah. Baik itu di masyarakat pedesaan, maupun di kota-kota besar. Gosip seolah-olah sudah menjadi santapan sehari-hari. Bahkan bisa dikatakan gosip sudah menjadi tradisi yang mendarah daging di kalangan masyarakat.
Berikut ini adalah ancaman Allah Swt di dalam Al-Quran terhadap mereka yang senang dengan gosip.
Di dalam Al-Quran, surat Al-Humazah: “Wailullikulli Humazatil Lumazah”.
Di dalam tafsir, “wailun” memiliki banyak makna, yang artinya adalah kecelakaan, kehinaan, penyiksaan.
Allah mengatakan “wailullikulli“, Li berarti untuk, dan kullu berarti semuanya. Sehingga kalau bergabung antara Li dan Kullu berarti tidak ada pengecualian.
Allah mengatakan, wailullikulli, kecelakaan, kehinaan, penyiksaan, untuk semua tanpa terkecuali. Siapa yang Allah ancam?
Allah mengatakan, “Wailullikulli Humazatil Lumazah“. Allah mengancam 2 kelompok manusia yakni kelompok Humazatil dan kelompok Lumazah. Humazah kata para ulama tafsir, maknanya adalah orang yang sibuk menceritakan aib orang lain dengan lisannnya. Sibuk lisannya setiap hari, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, bagaimana menjatuhkan orang lain, menghina orang lain dan mengeluarkan kata-kata yang mengandung murka Allah SWT.
Jika Humazah adalah orang yang sibuk menceritakan aib orang lain dengan lisannya, maka Lumazah maknanya adalah orang yang sibuk mencontohkan aib orang lain dengan perilakunya. Misal temannya pincang dicontohkan jalannya, temannya cadel dicontohkan, dan apa saja yang menjadi kekurangan dari fisik seseorang yang tampak di depan matanya maka dia jadikan sebagai bahan olok-olokan.
Lanjutan dalam ayat tersebut Allah Swt sebutkan tentang ciri-ciri mereka, selalu mengejar prestasi-prestasi dunia lalu mereka mengira prestasi-prestasi itu akan kekal bersama mereka di dunia. Tidak mungkin. Kata Allah mereka pasti akan dilemparkan ke dalam huthamah yaitu api yang berkobar-kobar yang dapat membakar sampai ke hati.
Mereka akan diikat pada tiang-tiang lalu kemudian dinyalakan api yang tertutup rapat terhadap mereka. Begitu seterusnya hingga dosanya dibersihkan oleh Allah SWT.
Bisa dibayangkan bagaimana Allah Swt menyiksa 2 kelompok tersebut. Dan itu baru 1 jenis siksaan karena bahaya lisan. Belum lagi siksaan karena dosa meninggalkan shalat, durhaka, zina, riba, dan lain-lain, maka ditambahkan azabnya terhadap mereka.
Ulama Hasan Basri pernah ditanya, tentang apa itu Tawadhu‘, apa itu merendah? Beliau mengatakan, “jika engkau bertemu dengan orang yang ada di depan matamu, maka pastikan dan katakan dalam diri kamu, bahwa orang ini lebih baik daripada saya.
Jika ia lebih tua maka katakan, orang ini lebih dulu mengenal Islam dari pada saya, maka tentu pahalanya lebih banyak, jika dia lebih muda, maka katakan, orang ini lebih muda daripada saya maka tentu dosanya lebih sedikit dan Allah lebih memuliakan dia. Selalu merendahlah kita dihadapan Allah Swt sehingga derajat kita senantiasa ditinggikan. (*)