BANJARBARU,PIJARNEWS.COM– Namanya Muh Reski Wahyu Hidayat Amir, Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 9 Jeneponto yang berhasil memenangkan kompetisi lomba kreativitas bidang kriya di Sulawesi Selatan (Sulsel) sekaligus menjadi wakil Sulsel ke tingkat nasional.
Pada lomba yang diadakan mulai dari 28 Agustus hingga 1 September besok ini, Reski, sapaannya membawa ikon Sulsel. Walau karyanya sempat ditahan di bandara, ia tetap bisa melakukan presentasi dengan lancar.
Sedikit cerita, prestasi yang diukirnya di kancah nasional tidak instan. Ia menemui banyak rintangan hingga didera pesimis. Apalagi lomba yang diikutinya ini bersifat umum. Pesaingnya bukan hanya kalangan pelajar sepantaran dengannya, melainkan beberapa seniman yang karyanya tidak diragukan lagi.
Beruntung, miniatur lammang (panganan khas Jeneponto yang dimasak menggunakan bambu) menyita perhatian juri dan mengantarkannya ke tingkat provinsi. Masih dengan karya yang sama, yakni makanan berbahan dasar beras ketan ini, ia pun meraih juara di tingkat provinsi. “Saya bersyukur berhasil lolos ke tingkat nasional. Selepas pengumuman di tingkat provinsi saya langsung melakukan persiapan menuju ke nasional,” ujar pria yang saat ini masih menunggu pengumuman akhir lomba Kreativesia Tahun 2024 di Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan.
Reski berujar jika motivasinya ikut lomba tak lain untuk memperluas pengalaman dan membanggakan kerabat terdekat. Juga ingin mempresentasikan kearifan serta budaya yang ada di Sulsel secara visual. Saking semangatnya ikut lomba, ia tak peduli walau di awal harus menggelontorkan biaya pribadi. Meski belakangan mendapat bantuan dari Kabid Kepemudaan dan Kepramukaan Jeneponto, Hj.Suci Fitriani, SE.M.AP. “Saya berterima kasih kepada beliau karena meringankan saya dalam pembuatan karya dengan membantu membiayai meskipun itu menggunakan dana pribadinya,” ujarnya.
Ia juga bersyukur jalannya ke tingkat nasional dimudahkan oleh pemerintah provinsi Sulsel. Ia mendapat bantuan akomodasi dan transportasi. ” Saya pun beruntung karena dalam setiap kesalahan pasti ada pendamping yang sigap mengatasi masalah. Kita para peserta difasilitasi dengan maksimal,” ungkapnya.
Salah seorang pendamping, Irfan, S.Pd menjelaskan sedikit karya yang dibawakan Reski. Menurutnya, karya yang dibuat adalah karya kriya kerajinan tiga dimensi (3D) yang merupakan miniatur Sulsel. Di mana bentuk yang ditampilkan berupa miniatur Perahu Phinisi, Rumah Adat Toraja yakni Tongkonan, Masjid 99 Kuba dan Tebing Kars di Maros. “Karyanya dibuat seperti diorama yang menggambarkan panorama Sulsel. Air laut dari bahan resin dan media kayu untuk objek lainnya,” ujar Irfan yang juga menjabat sebagai Kepala Sekolah SMPN 3 Binamu. (*)