MAKASSAR, PIJARNEWS.COM –– Sejarah bukan sekadar catatan peristiwa di masa lalu, tetapi juga cermin bagi generasi penerus dalam menapaki masa depan. Di antara deretan tokoh yang berjasa bagi bangsa, nama Jenderal TNI (Purn) Andi Muhammad Jusuf Amir kembali disorot. Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sulawesi Selatan menggagas pengusulan Jenderal M Jusuf sebagai Pahlawan Nasional. Upaya itu bertujuan mengabadikan jasa-jasanya sekaligus memperkuat kesadaran sejarah di kalangan masyarakat.
Ketua SMSI Sulsel, Rasid Alfarizi, menegaskan bahwa pengusulan gelar ini didasarkan pada kajian historis yang mendalam. Menurutnya, Jenderal Jusuf bukan hanya seorang pemimpin militer dan pejabat negara, tetapi juga pribadi dengan integritas tinggi serta peran besar dalam menjaga keutuhan bangsa.
“Sejarah perjuangan Jenderal Jusuf sangat menarik untuk dikaji dan dijadikan teladan bagi generasi muda. Dengan pengusulan ini, kita berharap semakin banyak anak bangsa yang mengenal dan meneladani prinsip hidup beliau,” ujar Rasid, yang akrab disapa Achi kepada Pijarnews.com, Ahad (2/2/2025).
Upaya SMSI Sulsel ini juga melanjutkan langkah yang pernah dirintis oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan pada 2018, di era kepemimpinan Gubernur Syahrul Yasin Limpo. Kini, Dinas Sosial Sulsel yang dipimpin Andi Ilham Gazaling telah membentuk Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) guna mendukung proses pengusulan tersebut.
Jenderal Jusuf: Dari Medan Perang ke Pemerintahan
Lahir di Kajuara, Bone, pada 23 Juni 1928, Jenderal Muhammad Jusuf—yang di masa muda dikenal sebagai Andi Mo’mang—adalah sosok penting dalam sejarah Indonesia. Ia menjabat sebagai Panglima ABRI ke-7 sekaligus Menteri Pertahanan Keamanan pada 1978–1983, serta pernah empat kali dipercaya sebagai Menteri Perindustrian di era Presiden Soekarno dan Soeharto.
Meski berasal dari keluarga bangsawan Bugis, Jenderal Jusuf memilih melepas gelar kebangsawanannya pada 1957. Langkah ini bukan sekadar simbolis, tetapi wujud komitmennya terhadap prinsip kesetaraan dan pengabdian bagi rakyat.
Karier militernya diawali di Angkatan Laut sebelum akhirnya beralih ke Angkatan Darat. Ia turut serta dalam berbagai operasi strategis, termasuk menghadapi pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) dan pergolakan Permesta. Selain ketangguhannya di medan tempur, Jenderal Jusuf juga dikenal memiliki kecermatan dalam membaca dinamika politik dan menjaga persatuan bangsa.
Keteladanan yang Abadi
Di setiap jabatan yang diembannya, Jenderal Jusuf selalu menunjukkan kesederhanaan dan kepedulian terhadap rakyat. Baginya, kekuasaan bukan sarana untuk memperkaya diri, melainkan amanah untuk kesejahteraan bersama.
Pengusulan dirinya sebagai Pahlawan Nasional tidak hanya bertujuan mengabadikan namanya dalam sejarah, tetapi juga menegaskan nilai-nilai kepemimpinan yang patut diwarisi oleh generasi mendatang. Dalam tantangan zaman yang terus berkembang, keteladanan seperti yang dicontohkan oleh Jenderal Jusuf tetap relevan dan inspiratif.
Langkah SMSI Sulsel bukan sekadar proses administratif, tetapi sebuah gerakan moral untuk menghidupkan kembali semangat kepahlawanan. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai dan mengenang jasa para pahlawannya. (rls/alf)