KALTIM, PIJARNEWS.COM–Peristiwa tak biasa terjadi di tepi Sungai Mahakam, Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur. Seekor buaya membawa jasad balita korban tenggelam dalam keadaan utuh. Peneliti satwa liar dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pun memberi penjelasan perilaku hewan buas ini.
“Jadi buaya itu kan mungkin sudah berapa kali dikasih makan,” ujar peneliti BRIN, Amir Ma’ruf, dilansir detikSulsel, Sabtu (21/1/2023).
Amir mengatakan, kedekatan buaya di sungai tersebut dengan manusia bisa menjadi salah satu faktor “kebaikan” buaya tersebut. Dia mengatakan, bisa jadi buaya tersebut sudah terbiasa dengan makanan tertentu dari manusia di sekitar habitatnya.
“Jadi semacam sudah terbiasa dengan orang-orang. Nah kemudian, karena dia sudah terbiasa dengan jenis makanan tertentu,” kata Amir.
Amir mengatakan kebiasaan buaya tersebut dengan manusia membuatnya menganggap manusia bukan makanan. Meski pun, kasus tersebut tidak bisa digeneralisasi kepada semua buaya di Sungai Mahakam tersebut.
“Karena satwa pada umumnya, anggaplah bisa memenuhi timbal balik dengan manusia. Misalnya bukan hanya buaya, yang lain pun seperti itu, terus sering berinteraksi, bagi dia (jasad balita) itu bukan makanannya,” katanya.
Sebelumnya, rekaman video seekor buaya mengantarkan jasad balita korban tenggelam dalam keadaan utuh kepada regu penyelam menghebohkan warga. Balita berusia 4 tahun yang tenggelam itu bernama Muhammad Ziyad Wijaya. Ia tewas tenggelam saat bermain di Sungai Mahakam.
Saat proses pencarian, seekor buaya muara tiba-tiba muncul sambil membawa jasad korban dengan menggigit punggung korban. Buaya tersebut lalu menghampiri regu penyelamat dan keluarga di tepi sungai. Aksi heroik sang buaya tersebut pun menjadi perhatian.
“Enggak ada yang hilang, semua utuh. Jadi buaya ini kalau di kita malah membantu menemukan pencarian korban,” ungkap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Kaltim Melkianus Kotta, Jumat (20/1/2023).
Balita tersebut dilaporkan hilang selama 2 hari dan ditemukan di Perairan Muara Jawa, Kutai Timur berkat jasa sang buaya muara. (*)
Sumber: detik.com
Editor: Dian Muhtadiah Hamna