PAREPARE, PIJARNEWS.COM–Ketersediaan minyak goreng (Migor) baik di pasar maupun di ritel di Kota Parepare, Sulawesi Selatan nyaris tidak jauh beda. Di pasar Lekessi misalnya pedagang menyebutkan stok Migor kurang demikian pula di toko modern.
Diana salah satu pedagang mengaku sebelumnya tokonya mampu menyediakan 300 stok, namun kini berkurang.
“Biasanya saya jual 70 dus setiap hari. Tapi sejak aturan harga dari pemerintah berlaku, saya jual cuma 20 dus. Sekarang sudah habis. Saya harus tunggu lama barang itu datang dari distributor,” ungkap Diana, Senin (7/2/2022).
Pemilik Stand Bunda ini mengatakan, saat ini ia mengikuti harga yang ditetapkan pemerintah yakni Rp.14000. Meski stok kurang, namun itu tidak mempengaruhi pelanggannya.
“Minyak goreng termasuk bahan pokok, mau tidak mau pasti beli. Untuk konsumen tetap beli di toko saya, karena di tempat lain pun harganya sama,” jelas wanita berusia 51 tahun tersebut.
Sementara di Alfamart di Jl. H.A, Jl. Muh Arsyad, Kelurahan Bukit Indah, juga nyaris serupa. Jamaluddin menuturkan, tidak ada perubahan signifikan terhadap jumlah minyak goreng yang dikirim oleh distributor, hanya saja waktu pengirimannya yang cukup lama.
“Cepat habis karena barang yang dikirim seminggu sekali, terkadang tidak menentu. Sebelumnya, 10 hingga 15 dus, sekarang hanya 10 dus yang masuk, jadi, terkendala pada jumlah stok,” kata Jamaluddin.
Sebelumnya, Pemerintah melalui Menteri Perdagangan telah menetapkan kebijakan minyak goreng satu harga pada pertengahan Januari lalu, yakni Rp 14.000 per liternya untuk semua merek minyak goreng. kebijakan itu dilakukan untuk menstabilkan harga minyak goreng yang dinilai terlampau tinggi beberapa bulan ini.
Berdasarkan aturan (HET) minyak goreng yang berlaku pada 1 Januari 2022, kini harga minyak goreng curah ditetapkan sebesar Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium sebesar Rp 14.000 per liter.
Reporter : Rasmi