PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Jelang HUT RI ke-74, semarak kemerdekaan terlihat di sudut kota. Bendera Merah Putih terpasang dimana-mana, menyambut pesta memeriahkan kemerdekaan negara ini.
Namun tidak bagi Syarifah, ibu dua anak warga Kelurahan Capppa Galung, Kecamatan Bacukiki Barat, Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Syarifah masih jauh dari kata Gembira menyambut kemerdekaan RI ke-74.
Syarifah bersama dua anaknya hidup di gubuk tak layak huni berukuran 4×6 meter. Parahnya, Muhammad Reski, anak bungsu berumur dua tahun menderita polio. Tubuhnya kurus dan lemas. Muhammad Reski tak bisa berjalan.
“Sejak lahir anak saya sehat, namun karena kekurangan makanan mungkin ia lemas dan tak bisa berjalan. Menurut dokter dan perawat yang memantau perkembangan kesehatan Reski, ia menderita polio,” ungkap Syarifah, Jumat, 16 Agustus 2019.
Kemerdekaan buat Syarifah tak dapat ia rasakan. Bantuan beras sejahtera tak pernah ia rasakan. Ia hanya berharap kiriman suaminya Lakodding yang merantau ke Samarinda, Kalimantan Timur, bekerja sebagai buruh angkut.
“Kesehatan anak saya sering dipantau oleh pihak puskesmas setempat. Hanya saja kami kesulitan dalam memberikan makanan anak saya dan saya. Saya tak pernah mendapatkan bantuan beras,” aku Syarifah.
Mendengar hal itu, Pemerintah Kota Parepare, mengerahkan petugas kesehatan, kecamatan dan kelurahan untuk segara melakukan penanganan.
“Kita sudah menemukan lokasinya. Pihak kesehatan, aparat kecamatan dan kelurahan setempat, telah membawanya ke RSUD Andi Makkasau,”‘ Kata Kabag Humas Pemkot Parepare, Anwar Amir.
Tidak hanya Syarifah, sejumlah warga lainya di sekitar rumah Syafira, termasuk warga kurang mampu. Padahal lokasi yang terlihat kumuh itu, tak jauh dari Kantor Wali Kota Parepare, Gedung DPRD dan Calon Kantor Rektorat Institute Tehnologi Habibie (ITH)
Diketahui, Kota Parepare pernah meraih penghargaan sebagai Kota Kawasan Kumuh, dan Kota Layak anak. (*)
Reporter: Syamsuddin
Editor: Dian Muhtadiah Hamna