ENREKANG, PIJARNEWS.COM — Tinggi nya animo berkurban tahun 2020 di Kabupaten Enrekang tidak sebanding animo berzakat. Baznas Enrekang melihat fenomena berkurban dan berzakat adalah dua hal berbeda secara hukum, namun satu nafas semangat bersyukur dan semangat berbagi.
Karena Baznas Enrekang menjadikan data pekurban sebagai data base Muzakki. Aspek advokasi dan dakwah, Baznas Enrekang berkepentingan menyediakan pendidikan kurban yang benar-benar sesuai syariah.
“Kami punya program kurban on-line Baznas, yaitu cara mudah berkurban secara on-line, seluruhnya dalam proses di buat digital on-line, pendistribusian daging kurban menyasar desa yang jarang berqurban,” ujar pimpinan Baznas Enrekang Baharuddin, Rabu (5/8/2020).
Tiga tahun terakhir, Baznas telah melakukan kurban di beberapa titik, diantaranya Desa Ranga, Potokullin, Mundan, Patongloan dan tahun ini giliran di maiwa yaitu desa Lebani dan desa Labuku.
“Alasannya di sana ada persoalan paham dan keyakinan berkurban tidak sesuai syariat, mereka berkurban di potong dan di masak serta makan bersama, tidak ada daging kurban di bagikan ke masyarakat karena itu butuh edukasi dengan memberi contoh langsung,” lanjut Bahar.
Ia mengatakan kurban on-line Baznas adalah model kurban di masa pandemi covid-19, tujuannya menjaga protokol kesehatan covid-19, kedua pemenuhan gizi masyarakat dengan berbagi daging kurban di desa, juga ada nilai pemberdayaan ekonomi di desa dan terpenting advokasi dan dakwah.
Baznas Enrekang juga berkepentingan dalam hal pemetaan data potensi Muzakki. Dari data kurban yang dikeluarkan berdasarkan nama pekurban dan alamat nya para pemberi kurban.
Yang baru, tahun ini Baznas Enrekang bersama Kementerian Agama Enrekang melalui KUA kecamatan mengadakan pelatihan kurban. Juga bekerjasama Lazismu membuat tempat potong hewan.
Mereka para pekurban adalah data Muzakki, mereka sasaran sosialisasi tentang kampanye gerakan budaya zakat dan budaya berkurban, umat Islam sangat sadar berkurban, tapi tidak sadar berzakat, sehingga tidak perlu lagi kampanye berkurban tapi kampanye berzakat masih sangat perlu.
Semangat itu kemudian dapat berimplikasi terhadap kesadaran melaksanakan rukun Islam yaitu membayar zakat, mengeluarkan zakat hartanya sesuai ketentuan syariat.
“Sesuai data yang Insyaallah bisa di pertanggungjawabkan, Jumlah hewan kurban tahun 2020, untuk hewan sapi 2.645 ekor, kerbau 10 ekor, kambing 278 ekor, jadi total hewan kurban 2.933 ekor Se-kab. Enrekang,” ungkap Bahar.
Sapi dengan asumsi rata rata 14 juta mencapai 37 Milyar, kerbau dengan asumsi harga 20 juta mencapai 200 juta dan kambing dengan asumsi harga 2 juta mencapai 500 juta.
Harapan Baznas Enrekang, budaya berkurban seharusnya sama dengan budaya berzakat. Ini tidak sulit di capai jika semua pihak bergerak bersama Baznas Enrekang. Tahapan kampanye pentingnya zakat telah sampai di seluruh lapisan masyarakat dan seluruh profesi di wilayah Kabupaten Enrekang.
“Karena itu fokus kami sekarang adalah penguatan kelembagaan dan organisasi Amil dan peningkatan SDM Amil Zakat. Kami optimis budaya berkurban akan menjalar ke budaya berzakat,” tandas Baharuddin wakil bidang pengumpulan Baznas Enrekang. (*)
Reporter : Armin