Taman Wisata Alam (TWA) Kulo, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan menyimpan banyak kekayaan flora dan fauna. Bukan hanya itu, TWA ini juga memiliki potensi wisata alam yang bisa mendatangkan banyak wisatawan. Sebab di lokasi ini, terdapat gua kelelawar dan air terjun serta sumur belerang.
Reporter: Alfiansyah Anwar
SIDRAP, PIJARNEWS. COM — Sejumlah pengurus Yayasan Timur Hijau (The Green Eastern Foundation), lembaga yang bergerak dibidang konservasi tumbuhan mengunjungi Taman Wisata Alam (TWA) Kampung Cenreanging, Desa Maddenra, Kecamatan Kulo, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.
Mereka melakukan survei awal di TWA seluas 246 hektare ini. Sebelum melakukan identifikasi tumbuhan, Tim Timur Hijau terlebih dulu mengunjungi Gua Kelelawar.
Di dalam gua sepanjang ratusan meter ini dihuni jutaan kelelawar. Gua ini menyimpan banyak misteri. Konon, menurut penduduk setempat, gua ini merupakan salah satu tempat persembunyian pejuang kemerdekaan saat melawan penjajah Belanda.
Informasi tersebut bisa jadi benar, sebab gua ini memang letaknya tak tauh dari markas pejuang Usman Balo di Kulo, Sidrap.
Selain gua kelelawar, di TWA ini juga terdapat air terjun dengan kolam air yang bisa ditempati berendam. Tak hanya itu, di lokasi ini terdapat sumber air belerang.
Ketua Yayasan Timur Hijau, Amiruddin Idris menyebutkan, kawasan konservasi TWA Sidrap cukup kaya dengan flora dan fauna. Meski baru survei awal pada area terbatas dan jenis tumbuhan, namun Amiruddin meyakini potensi kekayaan flora dan fauna di TWA ini cukup besar.
“Pada survei pendahuluan ini, Yayasan Timur Hijau telah mengidentifikasi 60-an spesies tumbuhan pada berbagai habitus yakni pohon, semak, dan cover ground,” ujar Amiruddin Idris yang akrab disapa Ais.
Pantauan pijarnews, salah satu jenis pohon yang menarik ditempati berswa foto yakni jenis ficus atau biasa dikenal pohon beringin. “Pohon tersebut diperkirakan sudah berusia 70 tahun. Setidaknya ada lima jenis ficus di lokasi ini yakni ficus callosa, ficus hispida, ficus racemosa, ficus septica dan ficus variegata,” ungkap Ais yang kini menjabat sekretaris DPRD Parepare ini.
Aneka ragam hayati ini, lanjut Ais, merupakan modal besar yang harus dilestarikan agar memberi manfaat bagi masyarakat.
Selama ini, kata Ais, TWA Sidrap dikelola Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan khususnya Bidang KSDA wilayah II Parepare.
“Kali ini, pengurus Yayasan Timur Hijau diberi izin melakukan pra survei di TWA Sidrap guna pengembangan kawasan TWA ini,” jelas Ais.
Pantauan Pijarnews, di TWA ini, BKSDA sudah menyiapkan kantor, lahan parkir, dan lima unit gasebo sebagai tempat peristirahatan bagi pengunjung. Hanya saja, jalan menuju ke area TWA ini perlu diperbaiki.
Begitu pula butuh pembangunan jalan setapak agar pengunjung bisa lebih leluasa menikmati kawasan wisata alam ini. (*)
Editor: Dian Muhtadiah Hamna