PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Pekerjaan menjahit memang banyak digeluti oleh kaum hawa seperti menjahit pakaian, kain atau sejenisnya. Terbukti dengan adanya kursus menjahit yang diikuti oleh banyak kaum perempuan.
Berbeda dengan beberapa pria yang kini menggeluti pekerjaan sebagai tukang jahit sepatu atau sandal yang rusak. Mereka bisa dijumpai di Jalan Karaeng Burane, (sekitaran lapangan Andi Makkasau) Kota Parepare.
Andri, salah seorang dari mereka dengan penuh rasa syukur kini menjalankan profesi sebagai penjahit sepatu.
“Mencari pekerjaan atau uang zaman sekarang ini sangatlah susah, lapangan kerja sangat kurang. Kebetulan ada keterampilan sedikit jadi bisa dikembangkan,” ungkap Andri saat berbincang dengan Pijarnews Kamis, 12 Juli 2018.
Ia juga menjelaskan sangat disayangkan jika sepatu dan sandal harus dibuang jika sudah terlihat rusak. Bahkan tak hanya sepatu dan sandal bekas, dia juga menjahit sepatu baru agar kekuatan rekatan lebih tahan lama.
Andri dan rekan-rekanya memulai lapakan pada pukul 09.00 hingga pukul 16.00 sore. Dari kurun waktu tersebut kadang pelanggan yang datang antre karena lapakannya menumpuk sepatu dan sandal berbahan kulit dan karet.
“Ketika pelanggan sabar dia akan menunggu sampai selesai, tapi ada juga yang menitipkan sampai esok hari” jelasnya.
Tarif dari jasa penjahitan sepatu dan sandal itu pun tergolong murah, hanya Rp10 ribu sampai 15 ribu sepasang. Dengan bermodalkan jarum dan benang dalam sehari dia biasa menjahit sekitar 10 pasang sepatu dan sandal.
“Kadang tangan luka dan terasa keram tidak bisa dibengkokkan karena banyak jahitan sepatu, tapi Insya Allah hasilnya tidak mengecewakan,” lanjut Andri, bekas supir angkot itu.
“Ini bukan kali pertama saya kesini, saya sudah sering membawa sepatu atau sandal rusak. Hasil jahitan di sini bagus. Sepatu kelihatan rapi kembali dan bisa dipakai tahan lama,” ungkap Nunu salah seorang pelanggan setia. (*)
Reporter : Hamdan
Editor: Dian Muhtadiah Hamna