SIDRAP, PIJARNEWS. COM — Sehubungan dengan kegiatan Desiminasi Penyuluhan Teknologi Peningkatan Produktivitas Padi, Loka Penelitian Penyakit Tungro mengadakan Temu Lapang di Kantor Kementerian Badan Penelitian Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian Pengembangan Tanaman Pangan, Loka Penelitian Penyakit Tungro, Jalan Bulo, Dusun Lanrang, Desa Timorengpanua, Kecamatan Panca Rijang, Sidrap.
Menurut Kabid Kerja Sama Pendayagunaan Hasil Penelitian, Dr Agus W. Anggara kegiatan temu lapang ini merupakan butir Nawacita Kabinet Kerja yang dilaksanakan dalam merancang pembangunan jangka menengah dan program jangka panjang yang memiliki target untuk mencapai swasembada pangan utamanya padi, jagung dan kedelai secara berkelanjutan.
Berkenaan dengan kemandirian pangan, kementerian pertanian bermaksud untuk terus meningkatkan produksi komunitas. Namun demikian, bukan berarti tidak mengalami hambatan dan tantangan dalam prosesnya. Salah satunya adalah organisme pengganggu tanaman.
Dengan adanya temu lapang telah ditempuh dengan dua cara yaitu peningkatan produktivitas dan perluasan ruas tanam dan panen.
Dalam perluasan ruas tanam tersebut ada upaya peningkatan produktivitas lahan melalui perluasan indeks pertanaman yang diharapkan mampu untuk menunjang pembangunan pemerintah daerah yang mempunyai target peningkatan swasembada pangan.
Temu lapang ini merupakan salah satu media sebagai penyalur atau memaparkan teknologi informasi yang bersumber dari penelitian untuk disampaikan langsung kepada penyuluh pertanian, petani selaku praktisi agrobisnis.
Wakil Bupati Sidrap, Dollah Mando mengatakan selain membahas tentang Penyakit Tungro, perlu juga dibahas penangkal perbenihan karena setiap musim tanam pasti masyarakat mengeluh dan meminta benih terbaru. Ini merupakan tantangan bagi kita semua.
“Jadi diharapkan Badan Penelitian Pengembangan Pertanian perlu menggagas terkait benih terbaru yang mempunyai potensi hasil yang cukup tinggi dan tidak rewel terhadap penyakit,” ungkap Dollah Mando.
Selain itu, peningkatan produksi tanaman khususnya padi organik harus kita diperhatikan oleh lembaga penelitian. Padi organik ini perlu dijadikan sebagai percontohan di Kabupaten Sidrap.
Padi organik ini sangat dianjurkan oleh pengendalian hama terpadu. Hanya yang menjadi masalah saat ini harga tidak bersahabat di pasaran umum kemudian produktivitas sangat rendah dibandingkan dengan padi yang bukan organik.
Mudah-mudahan dengan adanya temu lapang pihak lembaga penelitian dapat mempertimbangkan apa yang disampaikan ini terutama penangkal perbenihan padi organik sehingga produktivitas tanaman padi bisa ditingkatkan. (*)
Editor: Dian Muhtadiah Hamna