SIDRAP, PIJARNEWS.COM — Wacana pemindahan ibu kota sebenarnya bukan wacana baru. Tercatat, beberapa kali wacana ini digulirkan. Pertama pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno, Soeharto, Habibie, hingga era Jokowi.
Informasi yang dihimpun PIJAR, pada masa Soekarno muncul gagasan untuk menjadikan Kota Palangkaraya sebagai ibu kota negara, medio 1950-an. Soekarno ingin merancang Palangkaraya menjadi ibu kota negara secara khusus, namun rencana tersebut terbengkalai karena adanya proyek mercusuar Soekarno. Proyek ini merupakan langkah untuk menandingi kemegahan pesta olahraga Olimpiade.
Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) ternyata menjadi salah satu daerah yang masuk dari daftar calon Ibukota negara Indonesia. Alasan pemilihan daerah berjuluk Nene Mallomo itu karena tepat di tengah wilayah Indonesia. Kalau menarik benang dari Pulau Nias sampai Pulau Rote, kemudian mengambil tengahnya, maka Sidraplah yang menjadi titik centrum Indonesia.
Kabupaten Sidrap yang sekarang dipimpin Rusdi Masse juga berada di tengah Pulau Sulawesi. Berbatasan dengan Kota Parepare dan Kabupaten Pinrang, Wajo dan Soppeng. Daerah ini terkenal sebagai lumbung beras. Pemindahan ibukota ke Sidrap dihembuskan kala Pemerintahan BJ Habibie pasca resim Orde Baru. Pada orde baru, pemerintahan Soeharto, terhembus pemindahan ibukota ke daerah Jonggol Bogor.
Kini, pemerintah sudah membentuk tim kecil untuk membahas pemindahan ibukota ini. Lokasi paling banyak diinginkan oleh netizen adalah Palangkaraya, ibukota Kalimantan Tengah. Lalu setujukah Anda Ibukota Jakarta pindah? Pilih Palangkaraya, Bogor atau Sidrap? (ris)