LUWU UTARA, PIJARNEWS.COM — Selama tiga pekan mengungsi di lahan kelapa sawit, warga Desa Meli, Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara, merasa sedih dibalut rindu dengan suasana kampungnya dulu sebelum digruduk banjir yang diiringi tanah berpasir.
Hal itu diungkap salah seorang pengungsi asal Desa Meli, Sindi yang hanya bisa berpasrah atas musibah yang menimpanya.
Sindi mengaku meninggalkan rumahnya akibat banjir yang menghantam beberapa waktu lalu. Ia mengungkap, saat itu Sindi bersama anaknya dalam rumah sedang beristirahat.
Mendengarkan sorakan warga yang lebih dahulu melihat aliran air yang menghantam rumah warga, tanpa pikir panjang ia pun berlari menggendong anaknya untuk menyelamatkan diri.
Bahkan tidak sempat mengambil barang-barangnya dan lari tunggang-langgang menggendong anaknya yang masih balita mengikuti rombongan warga mencari tempat aman.
Menurut Sindi yang berstatus sebagai single parents itu kondisi rumahnya saat ini masih dipenuhi material banjir di bagian dapur.
Meski kediamannya tidak tersapu rata oleh material banjir, ia merasa masih terauma terhadap kejadian itu, bahkan Sindi enggan untuk kembali tinggal di sana sebab takut ada banjir susulan.
“Di sana saya masih takut, siapa tahu ada banjir susulan, karena hujan terus,” ungkap Sindi kepada Pijarnews, Minggu (26/7/2020).
Terlihat Sindi mengungsi bersama 6 keluarga dalam satu tenda yang diperkirakan berukuran 3 x 2 meter merupakan bantuan dari pemerintah daerah.
Pantauan Pijarnews, di sekitar tempat pengungsiannya telah berdiri ratusan tenda-tenda pengungsi lainya yang dihuni para korban banjir serta menjadi tempat penyaluran logistik.
Sindi menyampaikan, hingga sekarang bantuan masih terus berdatangan. Namun ia berharap ada bantuan berupa kompor gas dan alat masak lainnya serta makanan pokok.
Informasi terbaru pemerintah daerah akan mendirikan hunian sementara (huntara) yang merupakan alternatif untuk menunggu pembersihan dan perbaikan permukiman yang terdampak banjir.
Sementara itu juga terlihat di sekitar tenda pengungsian didirikan tempat ibadah berupa musala serta dapur umum. (*)
Reporter : Sucipto Al-Muhaimin
Editor: Dian Muhtadiah Hamna