PAREPARE, PIJARNEWS.COM — Tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Parepare (UMPAR) memberikan bekal keterampilan entrepreneurship kepada warga Panti Asuhan “Abadi” Aisyiyah Parepare. Program ini dipimpin oleh Dr. Irwan Idrus, MM, dengan anggota tim Jumriani, SE, M.Si, dan Sariana Damis, S.Ak, M.Ak, melalui pelatihan dan pendampingan usaha kripik bawang berbasis ekonomi kreatif.
Rangkaian kegiatan dimulai pada Rabu, 7 Agustus 2024. Menurut Irwan, tujuan dari program ini adalah memberdayakan warga panti asuhan melalui pengelolaan usaha yang profesional. “Warga panti asuhan harus dibekali keterampilan manajemen usaha yang mencakup proses produksi, pengelolaan keuangan, dan pemasaran. Harapannya, unit usaha ini dapat menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan bagi Panti Asuhan Abadi,” ungkapnya.
Kegiatan ini juga melibatkan beberapa mahasiswa UMPAR sebagai bagian dari implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang mengintegrasikan teori dengan praktik di lapangan.
Pimpinan Panti Asuhan “Abadi” Aisyiyah Parepare, Dra. Hj. Cia, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasihnya kepada Tim PKM UMPAR. Ia berharap sinergi antara perguruan tinggi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dapat terus berlanjut dalam program-program pemberdayaan masyarakat.
Program PKM ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2024. Irwan menambahkan, tujuan utama program ini adalah mengembangkan masyarakat yang mandiri secara ekonomi dan sosial serta meningkatkan keterampilan yang relevan, baik softskill maupun hardskill.
Sebelum pelaksanaan program, tim PKM melakukan survei potensi di Panti Asuhan Abadi. Berdasarkan hasil survei, warga panti perlu diberdayakan melalui pelatihan yang terstruktur dan sistematis. Metode yang digunakan dalam kegiatan PKM ini melibatkan tahapan sosialisasi melalui Forum Group Discussion (FGD) dengan mitra dan stakeholder, pelatihan peningkatan kualitas SDM, pelatihan produksi berbasis good manufacturing practices, pengelolaan keuangan, serta pemasaran berbasis online.
“Kami berharap seluruh warga panti asuhan mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh, sehingga setelah pelatihan, mereka dapat membentuk unit usaha yang dikelola secara mandiri,” tutup Irwan. (alf)