OPINI — Kapan momentum yang pas untuk memberi motivasi ke para pegawai? Sebaiknya dalam setahun dilaksanakan berapa kali? Kenapa itu harus dilakukan?
Ketiga pertanyaan di atas sangat sering saya terima dari teman-teman yang sedang mendapat amanah memimpin perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta. Umumnya mereka ingin sekali memberikan yang terbaik ke seluruh pegawainya dengan harapan kinerjanya meningkat untuk mencapai semua target yang telah ditetapkan selama tahun itu.
Berdasarkan pengalaman saya selama belasan tahun menjadi motivator — telah sharing Komunikasi dan Motivasi di ratusan institusi dengan ratusan ribu peserta di Indonesia dan puluhan negara – saya sampaikan bahwa awal tahun dan pertengahan tahun merupakan momentum yang pas memotivasi para pegawai.
Kenapa awal tahun dan pertengahan tahun? Semua ini terkait dengan target-target yang ditetapkan perusahaan. Biasanya awal tahun ‘perjalanannya’ dimulai. Tentu semua yg ikut dalam rombongan itu yg selama ini disebut sebagai pegawai harus semangat dan selalu optimis.
Sementara di akhir tahun – saat semua kekuatan dikeluarkan untuk mencapai target – energi mereka terkuras. Biasanya berbagai upaya dilalukan untuk mewujudkannya. Apapun hasilnya – target tercapai atau tidak – harus diyakini itulah yg terbaik. Apalagi telah optimal dan dengan sungguh-sungguh melaksanakannya.
Memenuhi Kebutuhan Hati dan Merangsang Otak
Sebelum para pegawai diajak ‘lari’ kencang mereka perlu dimotivasi. Ibarat baterai karena digunakan optimal di akhir tahun, sudah mulai soak. Maka perlu diisi kembali. Itulah makanya awal tahun merupakan momentum yang sangat pas untuk memotivasi semua pegawai.
Sebelum itu dilakukan sebaiknya secara obyektif mereka diajak mengevaluasi hasil kinerja mereka. Jangan lupa mengapresiasinya. Sekecil apapun prestasi yang mereka raih. Itu ibarat air mineral yg diberikan sebagai pelepas dahaga. Sangat menyejukkan, membuat hati dan pikiran tenang.
Yakinlah dengan pemberian motivasi itu ‘baterai’ para pegawai bakal terisi. Tidak sekedar memenuhi kebutuhan hatinya, tapi juga akan merangsang otaknya untuk berusaha secara optimal memenuhi semua target yang telah ditetapkan.
Setelah mendapatkan motivasi biarkan para pegawai berkreasi dan berinovasi. Tentunya tetap diawasi agar tetap di jalurnya, tidak keluar rel.
Secara Obyektif Beri Hadiah dan Sanksi
6 bulan atau setengah tahun setelah mereka bekerja, saatnya kembali ngecash ‘baterai’ mereka. Sesudah digunakan sekitar 180 hari tentunya ada baut-baut yang ‘kendur’ dan perlu dikencangkan kembali dengan pemberian motivasi.
Paling utama mengevaluasi kinerja semester I. Jika pencapaiannya belum mencapai 50 persen dari total target, lewat sesi motivasi para pegawai perlu diberi semangat agar ‘larinya’ lebih kencang lagi. Itu perlu dilakukan. Apalagi waktunya tinggal 6 bulan atau sekitar 180 hari lagi.
Di luar itu, setiap hari para pimpinan perusahaan agar secara obyektif menerapkan pemberian hadiah (reward) dan sanksi (punishment) ke semua pegawainya. Jangan pilih kasih melakukannya.
Sekecil apapun prestasi dan kesalahan pegawai sebaiknya hal itu diterapkan. Minimal apresiasi secara lisan di depan orang banyak terutama teman-temannya sesama pegawai. Sedangkan yang melakukan kesalahan diberi peringatan teringan yakni secara lisan. Namun melakukannya 4 mata atau berdua saja, jangan di depan pegawai lain agar tidak mempermalukan yang bersangkutan.
Kesimpulannya selagi di awal tahun – di saat beban kerja belum banyak dan sebagian pegawai dalam suasana gembira karena masih merasakan euforia merayakan pergantian tahun – maka jangan ragu-ragu untuk memotivasi mereka. Durasinya cukup 2 jam hingga 3 jam termasuk mendengarkan curhat mereka. Insya ALLAH setelah itu para pegawai ‘larinya’ bakal kencang untuk mencapai semua target. Amin ya robbal aalamin. (*)