SIDRAP, PIJARNEWS.COM – Listrik masuk sawah yang merupakan program unggulan Bupati Sidrap dan wakil Bupati Sidrap Syaharuddin Alrif dan Nurkanaah, mulai di terapkan pada Rabu (12/3/2025) di Kelurahan Baranti, Kabupaten Sidrap.
Program tersebut didukung oleh Perusahaan Listrik Nasional (PLN), dan pada peluncuran program itu hadir langsung General Manager PLN UID Sulselrabar, Edyansyah beserta jajaran.
“Program ini adalah bagian dari upaya Bapak Prabowo untuk memastikan bahwa pasokan pangan kita dapat lebih mencukupi dan mencapai swasembada pangan,” ujar Edyansyah kepada wartawan.
Menurutnya, salah satu masalah utama yang dihadapi petani adalah pasokan air. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidrap bekerja sama dengan PLN menyediakan pompanisasi listrik sebagai solusi untuk mendukung produktivitas pertanian.
“Kami membantu menyediakan listrik untuk menggantikan sumber tenaga yang sebelumnya menggunakan gas LPG, yang memerlukan biaya lebih mahal dan infrastruktur yang relatif kompleks,” jelas Edyansyah.
Pompa listrik yang digunakan memiliki sistem suplai daya yang mirip dengan pompa air rumah tangga. Meski sederhana, Edyansyah memastikan pompa listrik tersebut akan beroperasi secara optimal.
“Kapasitas yang dibutuhkan oleh masyarakat atau kelompok tani di sini dapat terpenuhi dengan baik, karena daya listrik yang tersedia sangat memadai, sesuai dengan kebutuhan dan desain pompa itu sendiri,” tambahnya.
Terpisah, Ketua Kelompok Tani Kacoddae I, Suyuti, menyambut baik program elektrifikasi pompanisasi ini. Ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah merasakan keuntungan dari kemudahan dalam proses pengairan dan penghematan biaya operasional.
Sebelumnya, kelompok tani mengandalkan air hujan, namun pada musim kemarau dengan debit air yang terbatas, mereka terpaksa menggunakan gas LPG sebagai sumber utama untuk pengairan sawah, yang biayanya cukup tinggi.
“Sebelum adanya listrik PLN, saya menghabiskan 3 tabung gas LPG 3 kg untuk mengaliri sawah seluas 0,5 hektar per hari, yang setara dengan Rp 2,4 juta per bulan,” kata Suyuti.
“Alhamdulillah, dengan adanya listrik PLN, pengairan sawah jadi lebih efektif dan efisien, hanya membutuhkan biaya Rp 950 ribu untuk mengaliri 3-5 hektar per bulan. Ini berarti kami bisa menghemat hingga 63%,” ungkapnya(*)
Reporter: Faizal Lupphy