MAKASSAR, PIJARNEWS.COM--Sebagai bentuk mewujudkan mahasiswa berwawasan global dan untuk memotivasi mahasiswa mewujudkan salah satu pilar Universitas Bosowa (Unibos), Rektor Unibos menyambut kehadiran Rocky Gerung dalam kuliah umum bertajuk membangun pikiran kritis. Kegiatan ini digelar di Balai Sidang 45 Unibos, Selasa, 17 September 2019.
Dalam kuliah umum yang dihadiri 1.600 mahasiswa dan dosen Unibos ini juga turut disaksikan CEO PSM, Munaffri Arifuddin yang memberikan sambutannya mewakili Founder Bosowa.
Munaffri sapaan Appi menuturkan kampus itu merupakan tempat dimana mahasiswa dapat melatih diri untuk melihat suatu persoalan dari berbagai sudut pandang yang dimiliki.
“Kampus memang telah menjadi tempat lahirnya para pemikiran kritis, jadi mestinya kampus adalah tempat yang diidam-idamkan bagi seluruh generasi penerus. Karena di sini mereka bisa menuangkan apa yang mereka inginkan dan mereka pikirkan”, tuturnya.
Rektor Unibos, Prof. Saleh Pallu, M.Eng yang mengungkapkan pikiran kritis itu apabila seseorang atau mahasiswa dapat merespons suatu informasi dan menyelesaikan masalah tersebut jika memang berbeda dengan yang semestinya terjadi.
“Generasi pelanjut mestinya menjadi mahasiswa yang mengikuti masa transisi. Masa dimana dapat memikirkan hal-hal yang lebih peka terhadap sekitar, masa dimana harus menuangkan ide,” tuturnya.
Pada kuliah umum ini, Rocky Gerung yang menjadi pemateri dipandu Dekan Fisipol Unibos, Arief Wicaksono memberi tantangan bagi mahasiswa agar dapat menuangkan pemikiran kritisnya melalui prestasi.
“Prestasi itu menguatkan diri. Jika ingin berprestasi dalam mengkritik, maka kritiklah dengan argumen yang logis, bukan hanya karena emosi semata. Pada dasarnya semua manusia memang memiliki dimensi kritis. Tetapi pikiran hanya akan menjadi pikiran apabila kita memiliki lawan pemikiran. Untuk dunia kampus, simbol pikiran mahasiswa itu adalah toga. Toga menandakan bahwa mahasiswa sebelumnya telah menuangkan pemikiran dalam proses belajarnya kurang lebih empat tahun. Maka karena kampus sudah percaya jika mahasiswa telah berpikir, diberilah toga sebagai tanda mahasiswa dapat melanjutkan pemikirannya melalui pengabdian pada masyarakat,” jelasnya Rocky Gerung. (rls/dmh)