PAREPARE, PIJARNEWS.COM–Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mapala Salawat Universitas Muhammadiyah (UM) Parepare menyelenggarakan penyuluhan dan pembentukan kelompok nelayan Labilibili yang dilaksanakan Selasa (12/11/2019) di Labilibili Kabupaten Pinrang.
Dalam penyuluhan ini, terpilih sebagai Ketua, Kasri dan kelompok nelayan diberi nama Berkah Nelayan.
Penyuluhan tersebut merupakan kerja sama dengan Kemenetrian Kelautan UPT Maros Sulsel yang mengangkat tema “Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pesisir Pantai”.
Rahmanu, Ketua UKM Mapala Salawat menyampaikan bahwa kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan atensi masyarakat terhadap persoalan sampah yang berada di daerah pesisir pantai Labilibili.
“Beberapa puluh tahun ini, kondisi pesisir pantai Labilibili sangat memprihatinkan dengan sampah yang berada di daerah mereka lebih dari dua kilometer sehingga nelayan yang berada di daerah tersebut tidak bisa lagi mencari nafkah dari sektor kelautan,” ungkap Rahmanu.
Selain itu, masyarakat diberikan penyuluhan terkait dengan pemaanfaatan potensi sumber daya alam pesisir pantai, yaitu pemanfaatan Magrove dan Budidaya Kepiting Bakau.
UKM Malapa Salawat telah berhasil memfasilitasi masyarakat Labilibili membentuk Kelompok nelayan dengan harapan persoalan pesisir pantai dapat menjadi tanggung jawab bersama.
Pembentukan kelompok nelayan ini tidak terlepas dari bantuan pihak kelurahan yakni Zul, Basri, Kasri dan kepedulian masyarakat Labibili yang memberikan dukungan positif terhadap kegiatan ini.
Kasri menyampaikan ucapan terima kasih dan bersyukur atas perhatian dan kepedulian UKM Mapala Salawat terhadap daerah yang kondisi sampahnya banyak.
“Insya Allah dengan adanya kelompok nelayan ini kami akan mengajak seluruh masyarakat Labilibili agar mampu menjaga pantai dan membuat kegiatan kemasyarakatan dalam sektor perikanan, pemanfaatan magrove, dan kepiting bakau,” ungkap Kasri.
Rahmanu berharap pesisir pantai Labibili menjadi lebih kondusif sehingga mampu memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat pesisir pantai Labibili.
“Persoalan sampah Labilibili ini butuh waktu tahunan, jika pemerintah setempat dan semua elemen masyarakat ikut serta dalam penjagaan daerah pesisir pantai Labilabili,” ungkapnya. (*)
Reporter: Sucipto
Editor: Dian Muhtadiah Hamna