BARRU, PIJARNEWS.COM–Sepekan sejak Webinar Nasional KPCPEN di Barru, saat itu Sekretaris Daerah Barru Dr. Ir. Abustan, bersama Kepala Diskominsta Barru, Syamsuddin sebagai Narasumber, dan dimoderatori oleh Government Public Relations Ardi Susanto, dan tayangan terkait hal tersebut, masih dapat disimak di akun YouTube KPCPEN Webinar, Manfaat Program PEN bagi UMKM bersama Pemerintah Kabupaten Barru Sulawesi Selatan.
Ada yang menarik disela acara, sebab pemandu seminar virtual yang juga Kepala Bidang Humas, Informasi dan Komunikasi Publik, Ardi Susanto sempat memaparkan beberapa kebiasaan baru yang berubah di masa Pandemi Covid-19.
“Setidaknya ada empat pola yang terbentuk di masa Pandemi Covid-19 yang terdiri dari sekira 30 kebiasaan baru konsumen, lengkapnya, silahkan download e-book 30 Consumer Behavior Shifting di Internet,” sebut Ardi Susanto berharap agar semua pelaku ekonomi dapat mempelajari dan cepat menyesuaikan diri demi percepatan pemulihan ekonomi pasca Covid-19.
Dengan lugas, Ardi menyebut perubahan pola Stay at Home, Back to Bottom Need Phyramide, Go Virtual dan Empatik Society sebagai landasan perubahan kebiasaan konsumen akibat Pandemi Covid-19 menuju Era New Normal Life.
“Pelajari konsumen dan pasar yang mengalami pergeseran paradigma dalam belanja dan kebutuhan, semoga dengan ini UMKM Barru dapat berkembang dan lebih cepat menyesuaikan diri untuk survive di era digital,” ujar Ardi yang juga hobby berbisnis dan pernah menjadi marketing mobil bekas dan properti ini.
Disebutkannya, bahwa bertahan di tengah pandemi, UMKM harus mau masuk ke dunia digital. Sayangnya, masih ada pelaku UMKM yang asing dengan perkembangan teknologi.
Untungnya, Pemda Barru terus membuka wawasan dengan melakukan beberapa kali Bimtek bersama Kemkominfo melalui Balai Besar Pengembangan SDM Kominfo Makassar dan Diskominsta Barru.
“Terakhir adalah pelatihan pelatihan Digital Entrepreneurship Academy (DEA) Bagi Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Ibu- ibu rumah tangga, di Hotel Savira, seminggu lalu, dan sebelumnya pada bulan September di Kupa Mallusetasi,” tambahnya.
Pemda berharap dengan pelatihan itu para pelaku UMKM dapat kembali bangkit dimasa era new normal atau masa Pandemi Covid 19. Selain itu, pelatihan UMKM melalui aplikasi tentunya sangat memudahkan para ibu rumah tangga dan UMKM bagi pengembangan usahanya kedepan.
Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) sendiri telah membeberkan hal ini dirilisnya. Bahwa saat ini, banyak aplikasi digital yang memudahkan para pelaku UMKM untuk bertransaksi. Sayangnya, masih ada pelaku UMKM yang asing dengan perkembangan teknologi. Padahal untuk bertahan di tengah pandemi ini, UMKM harus mau masuk ke dunia digital.
Faktor seperti kurangnya kemampuan beradaptasi dengan digital hingga keengganan para pelaku UMKM mengubah gaya transaksi mereka, menjadi tantangan besar. Karena itu, baik pemerintah maupun para penyedia aplikasi diharapkan mau terjun langsung merangkul mereka.
“Jadi walaupun kita ngomong digital, tetap harus ada pendampingannya. Pendampingan itu macam-macam bentuknya, bisa melalui training, coaching, gathering, konsultasi. Intinya mereka (UMKM) harus mempersiapkan diri ke sana (digital),” ungkap T. M. Zakir Machmud, Kepala UMKM Center Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia dalam Dialog Produktif dengan tema ‘Naik Kelas UMKM Lewat Digitalisasi’ di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (18/11/2020).
Tak hanya akan membantu UMKM, perubahan teknologi niscaya menciptakan peluang baru yang berdampak pada munculnya lapangan kerja dan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat.
“Kalau lihat pengalaman-pengalaman sebelumnya, misalnya ambil contoh revolusi industri (1, 2, 3), sekarang ke empat, itu pasti akan muncul peluang-peluang baru, atau inovasi-inovasi baru yang membuat masyarakat akan better of. Saya optimis itu,” tutup Zakir. (adv/agus salim)