PAREPARE, PIJARNEWS.COM– RSUD Andi Makkasau, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, terus berinovasi, salah satunya Penanggung Jawab Unit Hemodialisis, yang menciptakan Inovasi Peer Support System Manajemen Diri Pasien Hemodialisis (Perssyt Mandiri Pashd).
“RSUD Andi Makkasau umum kota merupakan salah satu rumah sakit rujukan di Sulawesi Selatan dalam pelayanan Hemodialisis,” ungkap Penanggung Jawab Unit Hemodialisis Hj. Harianah Akib, S. Kep, Ns, M. Kes.
Harianah menjelaskan, Unit Hemodialisis RSUD Andi Makkasau mempunyai puluhan mesin Hemodialisis (HD). Dan didukung oleh tenaga dokter spesialis, umum dan perawat yang melayani 120 pasien.
“Sebanyak 33 unit mesin hd, dan 1 unit mesin Hepatitis B, 1 Unit mesin Hepatitis C,” kata Nana sapaan akrab Harianah.
“Jumlah tenaga dokter spesialis 2 orang, dokter umum 1 orang, perawat mahir dialisis 6 orang dan perawat pelaksana 7 orang dengan jumlah pasien yang dilayani 120 orang dengan jadwal dua kali seminggu,” rincinya.
Inovasi itu dihadirkan, kata Harianah, karena adanya peningkatan pasien dan ketidakpatuhan pasien dalam menjalani rutinitas jadwal Hemodialisis.
“Rutinitas jadwal Hemodialisis 2 kali seminggu untuk mencapai kualitas Hemodialisis yang baik,” katanya.
Inovasi Perssyt Mandiri Pashd tersebut tambahnya, tujuannya juga untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang manajemen diri.
Sehingga, dibentuk tim atau kelompok edukasi sebagai wadah untuk berbagi ilmu atau pengalaman, serta dukungan tentang proses hemodialisis.
Sementara, pasien Sumirita Rante Tadung yang telah menjalani perawatan HD di RSUD Andi Makkasau merasakan manfaat yang dialaminya karena kekompakan para perawat.
“Selama ini sudah menjalani HD kurang lebih 1 tahun dan disini kebersamaan perawat-perawat, kami sungguh rasakan,” kata Sumirita.
Dia mengklaim, setiap bulan, melalui Inovasi Perssyt Mandiri Pashd yang telah dijalankan RSUD Andi Makkasau memberikan kesempatan kepada pasien untuk berkonsultasi.
“Jadi setiap bulan ada seperti konsultasi,” tuturnya.
Sumirita mengaku, Penanggung Jawab Unit Hemodialisis telah melakukan pendekatan kepada pasien dengan baik. Sehingga, dirinya merasakan semangat dalam menjalani perawatan HD.
“Ibu Hj. Nana sering mengatakan kepada kami harusnya berbuat seperti ini. Kalau ada setiap kami HD harus laporan, apakah ada pendarahan atau bagaimana keadaan ibu. Jadi semua kami kenal, perawat disini ramah-ramah, jadi kami ada semangat menjalani HD itu,” imbuh Sumirita menirukan percakapan dengan Hj. Harianah.(adv)
Penulis: Faizal Lupphy